Senin 13 Jun 2022 16:20 WIB

Cegah Kenaikan Kasus, Jokowi Minta Tingkatkan Vaksinasi Booster

Presiden menginstruksikan agar kenaikan kasus yang terjadi saat ini tetap diwaspadai.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyiapkan langkah antisipasi penularan yang lebih luas setelah ditemukannya Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 yang diikuti dengan kenaikan kasus. Dalam rapat terbatas evaluasi PPKM di Kantor Presiden, Jakarta siang ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menginstruksikan agar kenaikan kasus yang terjadi saat ini tetap diwaspadai.

"Bapak Presiden juga memberikan arahan ke kami lebih baik kita waspada. Lebih baik kita berhati-hati karena kewaspadaan kita, konservatifnya kita, kehati-hatiannya kita sudah memberikan hasil bahwa kondisi penanganan pandemi di Indonesia termasuk yang relatif baik dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (13/6).

Baca Juga

Kewaspadaan dan kehati-hatian yang diambil pemerintah pun sudah terbukti tidak menurunkan kegiatan ekonomi. Bahkan kegiatan ekonomi saat ini juga sudah hampir kembali ke normal. Karena itu, dalam arahannya, Presiden Jokowi juga meminta agar vaksinasi booster dapat terus ditingkatkan.

"Karena sekarang kan sudah bulan Juni Juli, semua negara sudah siap-siap ada gelombang berikutnya," ujar Menkes.

Berdasarkan pengamatan Kemenkes, puncak gelombang BA.4 dan BA.5 akan tercapai satu bulan sesudah penemuan kasus pertama. Sehingga, diprediksi puncak kasus dari gelombang ini akan terjadi pada minggu kedua atau minggu ketiga Juli 2022.

Menurut Menkes, jika masyarakat siap menghadapi gelombang baru dengan meningkatkan cakupan vaksinasi booster-nya, maka diperkirakan puncak gelombang kasus tidak akan tinggi.

"Dan ditambah dengan adanya booster ini, daya tahan imunitas masyarakat akan bertahan enam bulan lagi, sampai bulan Februari Maret tahun depan," tambah dia.

Berdasarkan pengamatan Kemenkes di Afrika Selatan di mana varian ini pertama kali teridentifikasi, puncak dari penularan varian BA.4 dan BA.5 ini diprediksi akan terjadi sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron. Sedangkan kasus hospitalisasinya juga mencapai sepertiga dari kasus hospitalisasi Delta dan Omicron.

Sementara, kasus kematiannya diprediksi sekitar sepersepuluh dari kasus kematian dua varian sebelumnya. Menkes pun menegaskan, meskipun varian BA.4 dan BA.5 juga menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia, namun puncak kenaikan kasus maupun hospitalisasi dan kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan saat puncak Omicron.

Pemerintah juga tidak mengubah imbauannya terkait penggunaan masker meskipun jumlah kasus positif terus mengalami kenaikan. Masyarakat masih tetap diizinkan membuka masker jika berada di luar ruangan. Namun, jika berada di tempat padat kerumunan maupun di ruangan tertutup atau jika merasa sakit, masyarakat diminta untuk tetap mengenakan masker.

Selain itu, menurut Menkes, Presiden Jokowi juga mengarahkan agar acara-acara besar diwajibkan untuk menggunakan syarat vaksinasi booster guna memastikan keamanan masyarakat yang mengikuti acara.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement