Senin 13 Jun 2022 16:52 WIB

Statistik NHS Digital Ungkap Gangguan Pernapasan Akibat Vape Makin Banyak

Orang Inggris yang butuh perawatan akibat gangguan pernapasan terkait vape meningkat.

Rep: Rahma Sulistya, Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Inggris mencatat kenaikan kasus masalah pernapasan akibat penggunaan vape.
Foto: Republika/ Wihdan
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Inggris mencatat kenaikan kasus masalah pernapasan akibat penggunaan vape.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jumlah orang yang membutuhkan perawatan karena gangguan pernapasan di Inggris kian meningkat. Mereka kebanyakan mengalami masalah tersebut akibat sering menghisap vape.

Para pejabat kesehatan di Inggris kini sedang mempertimbangkan rencana untuk meresepkan vape "baik" dalam membantu menghentikan kebiasaan merokok. Padahal, statistik NHS Digital menunjukkan bahwa rumah sakit di Inggris mencatat 177 penerimaan pasien dengan masalah terkait vape pada 2020.

Baca Juga

Angka tersebut hampir dua kali lipat pada 2021, yakni menjadi 337 kasus. Banyak model vape baru yang dijual online mengandung kadar nikotin yang tinggi dan itu membuat vape kian tak aman, terlebih bagi anak muda.

"Saya melihat seorang anak muda harus menggunakan alat bantu jantung akibat vape," kata dokter anak Prof Andrew Bush.

Dilansir The Sun, Senin (13/6/2022), Public Health England pernah menyatakan bahwa vape 95 persen lebih aman daripada rokok. Padahal, menurut Prof Bush, tidak ada data yang mendukung itu sama sekali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement