Senin 13 Jun 2022 18:20 WIB

Kasus Covid-19 Bertambah 591, Satgas: Kenaikan Kasus tak Dapat Dihindari

Hal terpenting saat ini adalah tetap menjaga agar angka rawat di RS rendah.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/6/2022). Rapat kerja tersebut membahas pembicaraan pendahuluan RAPBN TA 2023, evaluasi pelaksanaan anggaran tahun 2021 dan evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran tahun 2022.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/6/2022). Rapat kerja tersebut membahas pembicaraan pendahuluan RAPBN TA 2023, evaluasi pelaksanaan anggaran tahun 2021 dan evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran tahun 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebanyak 591 orang terkonfirmasi kasus Covid-19 pada Senin (13/6/2022). Dari jumlah konfirmasi kasus Covid-19 tersebut, terbanyak penambahan kasus terjadi di Provinsi DKI Jakarta.

Berdasarkan Satgas Covid-19, DKI Jakarta menyumbang sebanyak 348 kasus, lalu disusul Jawa Barat 80 kasus, dan Banten 74 kasus. Temuan kasus Covid-19 hari ini merupakan hasil tracing melalui pemeriksaan sebanyak 66.300 spesimen yang dilakukan dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).

Baca Juga

Kabar baiknya, jumlah yang sembuh dari Covid-19 sebanyak 390 orang. Total sebanyak 5.899.501 orang sembuh. Sedangkan jumlah yang meninggal bertambah 9 atau menjadi 156.652 orang.

Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto mengatakan, kenaikan kasus tidak bisa dihindari sejalan dengan makin meningkatnya aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Hal terpenting saat ini adalah tetap menjaga agar angka rawat di rumah sakit tetap rendah dan angka kematian yang turun terus.

"Kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk testing mandiri dan bila positif mengisolasi secara mandiri perlu selalu didorong agar prinsip gotong royong ini efektif melindungi masyarakat yang melakukan kegiatan sosial ekonomi yang aman Covid-19," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (13/6/2022).

Suharyanto menambahkan, tingginya tingkat antibodi masyarakat juga patut disyukuri. Hal itu dapat tercapai karena kepatuhan dan kesadaran masyarakat untuk vaksinasi di tengah dinamika perkembangan kasus sejak awal pandemi.

"Demikian pula kedisiplinan masyarakat untuk prokes juga terbentuk dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Selama masih pandemi di dunia, tentunya masyarakat juga paham bahwa kedisiplinan prokes tetap perlu. Pemerintah selalu memantau dan mendorong konsistensi masyarakat dan fasilitas publik agar tetap menjaga penerapannya," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement