REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah mendorong pengembangan produk komoditas pertanian lokal yang mempunyai potensi ekonomi tinggi. Selain untuk menggerakkan perekonomian rakyat, upaya tersebut juga dapat menjadi solusi terhadap salah satu isu krisis global sekarang yakni mengenai ketahanan pangan.
Dalam kunjungan kerja ke Kota Madiun, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso juga menyempatkan diri mengikuti panen buah Golden Melon bersama Gubernur Jawa Timur dan Walikota Madiun. Panen buah golden melon yang merupakan salah satu komoditas unggulan tersebut, termasuk dalam rangkaian kegiatan Ulang Tahun Hari Jadi ke-104 Kota Madiun.
Melon merupakan tanaman yang termasuk dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Buah melon yang dapat dipanen 3 kali dalam setahun juga menjadi sandaran ekonomi rakyat di daerah sekitar Kota Madiun.
Berdasarkan data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik, Provinsi Jawa Timur merupakan penghasil melon terbesar di Indonesia dengan produksi pada 2021 tercatat mencapai 68.527 ton. Ngrowo Bening Edu Park yang menjadi lokasi acara panen buah golden melon merupakan bekas lahan tidur yang sebelumnya berupa rawa-rawa.
Pada lahan dengan luas kurang lebih 10 hektar ini, ditanam berbagai jenis hortikultura dalam golongan olerikultura (sayur- sayuran), florikultura (hias), dan frutikultura (buah-buahan). Penanaman golden melon sendiri telah menggunakan sistem pertanian yang modern dengan menggunakan green house yang dapat menampung sekitar 1.800 pohon melon.
Selain melakukan kegiatan panen melon, Pemerintah Kota Madiun juga memperkenalkan produk olahan dari tanaman porang yang dapat menjadi alternatif pangan bagi rakyat. Dalam rangkaian ulang tahun Kota Madiun yang juga dikenal sebagai Kota Pendekar ini, disajikan berbagai produk olahan dari tanaman porang diantaranya dalam bentuk nasi porang, pecel porang, hingga dawet porang.
Lebih lanjut, tanaman porang juga memiliki potensi ekonomi yang besar karena merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari pangan rendah kalori, industri bahan perekat, hingga produk kesehatan dan kecantikan. Ekspor porang sempat mencapai puncaknya pada 2020 yang mencapai sebesar 20,5 ton dengan nilai sebesar Rp 924,3 miliar. Jepang, Tiongkok, Taiwan, Vietnam, dan Thailand menjadi negara tujuan utama ekspor porang Indonesia.
Provinsi Jawa Timur sendiri merupakan sentra penghasil tanaman porang kedua terbesar setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan menjadi industri pengolahan tanaman porang terbesar di Indonesia.
“Pemerintah sangat mendukung upaya pengembangan komoditas unggulan daerah berupa tanaman hortikultura maupun tanaman porang berikut produk olahannya, karena selain mengerakkan perekonomian rakyat, produk olahan porang tersebut juga dapat menjadi alternatif pangan bagi rakyat serta mendukung ketahanan pangan yang menjadi salah satu isu global saat ini,” ujar Susiwijono dalam keterangan pers yang diterima, Senin (13/6).