Senin 13 Jun 2022 19:38 WIB

Finlandia: Negara Nordik Harus Pertimbangkan Kendali Ruang Udara Gabungan

Finlandia dan Swedia tinggalkan kebijakan netral mereka setelah Rusia invasi Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Ketua Parlamen Finlandia Matti Vanhanen mengatakan Finlandia, Swedia dan Norwegia harus mempertimbangkan untuk mengatur pertahanan udara mereka bersama-sama.
Foto: Joel Thungren/Swedish Armed Forces/TT via AP
Ketua Parlamen Finlandia Matti Vanhanen mengatakan Finlandia, Swedia dan Norwegia harus mempertimbangkan untuk mengatur pertahanan udara mereka bersama-sama.

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Ketua Parlamen Finlandia Matti Vanhanen mengatakan Finlandia, Swedia dan Norwegia harus mempertimbangkan untuk mengatur pertahanan udara mereka bersama-sama. Khususnya, di wilayah Lingkar Arktik sebelah utara.

Bila Finlandia dan Swedia berhasil bergabung dengan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), maka untuk pertama kalinya negara-negara Nordik dapat mempertimbangkan untuk mengatur pertahanan udara bersama dengan tetangga mereka Norwegia yang sudah anggota NATO.

Baca Juga

"Kami bertiga, Swedia, Norwegia dan Finlandia memiliki angkatan udara yang relatif kuat dan kami harus mengendalikan perbatasan dan ruang udara kami," kata Vanhanen, Senin (13/6/2022).

Hal ini ia sampaikan saat membahas NATO dan kebijakan keamanan dengan Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Stoere dalam kegiatan yang digelar Presiden Finlandia Sauli Niinisto di kediaman musim panasnya di Naantali, Finlandia.

"Akan sangat alami dalam beberapa tahun ke depan mengendalikan ruang udara akan menjadi biasa," kata Vanhanen yang merupakan mantan perdana menteri Finlandia.

Finlandia dan Swedia meninggalkan kebijakan netral mereka setelah Rusia menginvasi Ukraina bulan Februari lalu. Kedua negara itu memutuskan bergabung dengan NATO. Tapi Turki menolak pendaftaran mereka karena kedua negara itu menampung kelompok yang Ankara anggap sebagai organisasi teroris.

Stoere mengatakan ia melihat lebih banyak ruang untuk kerja sama lintas batas antara negara Nordik di wilayah utara jauh yang dikenal sebagai Cap of the North selain bidang pertahanan. Seperti kerja sama dalam bidang energi dan jalur kereta.

"Saya akan mencoba memberitahu aparat pemerintah saya terdapat banyak langkah yang perlu kami kembangkan dalam hubungan lintas batas kami dengan mengubah fokus kami dengan Rusia dan melakukan dengan Swedia dan Finlandia," katanya.

Ia menambahkan rel kereta dari Finlandia ke Norwegia  memungkinkan dilakukan. Contohnya ke pelabuhan Tromso dan Kirkenes.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement