REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera mengambil langkah yang diperlukan untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19. Mengingat saat ini Jakarta sedang dalam masa pemulihan ekonomi.
Apalagi, kata politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu, sekarang sudah muncul sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 yang penularannya cepat di Indonesia. "Kita sudah pernah menghadapi beberapa masa lonjakan kasus, saya harap geraknya lebih cepat. Apalagi sekarang ada sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 yang penularannya cepat," kata Idris di Jakarta, Senin (13/6/2022).
Dia menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus siaga melakukan penegakan disiplin protokol kesehatan. Jangan sampai pemulihan ekonomi kembali terhambat karena kurang antisipasi. "Kasihan nanti resto, warung, UMKM harus mengurangi kapasitas atau malah harus tutup," katanya.
Menurut Idris, per hari Ahad (12/6) DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi tertinggi yang menyumbangkan kasus positif Covid-19 harian. Total ada 322 kasus di DKI dari keseluruhan 551 kasus di Indonesia.
Idris meminta Pemprov DKI tidak tutup mata terhadap kemungkinan ada lonjakan kasus Covid-19 ke depannya. Karena saat ini kegiatan sudah berjalan seperti keadaan normal.
"Jangan sampai karena sekarang seakan-akan semuanya sudah normal, jadi tidak ada persiapan dari pemprov," katanya.
Singapura, misalnya, sudah memprediksi bahwa akibat dari sub varian Omicron tersebut, akan ada gelombang lonjakan di Singapura pada Juli atau Agustus 2022. Menurut Idris, salah satu antisipasi yang bisa dilakukan adalah dengan memperbanyak lagi sentra vaksinasi penguat (booster) yang angka capaiannya belum optimal.
Per Senin (13/6/2022), penerima vaksinasi booster di Jakarta berjumlah total 3,9 juta. Padahal, penerima vaksinasi dosis I dan dosis II yang ber-KTP Jakarta berjumlah 8,8 juta dan 7,9 juta.
Artinya, belum sampai 50 persen. "Saya mendorong pemprov kembali memasifkan sentra-sentra vaksinasi di semua wilayah untuk melindungi warga Jakarta," ujar Idris.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengungkapkan, sudah ada empat kasus terjangkit sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali. Ada tiga kasus Omicron BA.5 di Indonesia yang merupakan pria Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang merupakan delegasi pertemuan "The Global Platform Disaster Risk Reduction" di Bali pada 23-28 Mei 2022.
Tiga WNA itu tidak punya gejala Covid-19. Sedangkan, untuk satu orang lainnya terinfeksi Omicron BA.4 dan merupakan warga negara Indonesia (WNI).