REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Istana Kremlin mengumumkan pada Senin (13/6/2022), tujuan utama operasi militer Rusia di Ukraina adalah untuk melindungi republik rakyat Donetsk dan Luhansk. Pemimpin wilayah Donetsk Ukraina yang didukung Rusia Denis Pushilin meminta pasukan tambahan dari Presiden Vladimir Putin.
"Secara umum, perlindungan republik adalah tujuan utama dari operasi militer khusus," kata juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov dikutip oleh kantor berita negara Rusia RIA.
Pushilin mengatakan sebelumnya, bahwa telah terjadi peningkatan pertempuran dan penembakan di wilayah tersebut. "Semua pasukan yang diperlukan, termasuk pasukan sekutu, termasuk pasukan Federasi Rusia, akan dilibatkan untuk melawan musuh," katanya.
RIA melaporkan sebelumnya bahwa beberapa warga sipil, termasuk seorang anak, meninggal dunia dalam penembakan pada Senin. Moskow mengklaim tentang peningkatan penembakan di wilayah Donetsk dan tidak ada reaksi langsung dari Kiev terhadap perkembangan tersebut.
Donetsk dan Luhansk adalah dua wilayah di Donbas di Ukraina timur. Kedua tempat ini memutuskan memisahkan diri dan menurut Rusia sedang berjuang untuk melepaskan diri sepenuhnya dari kendali Ukraina.
Rusia mengakui kedua wilayah itu sebagai negara merdeka menjelang invasinya ke Ukraina. Separatis menguasai sebagian besar wilayah timur Ukraina pada 2014.
Moskow menyebut tindakan pengerahan pasukan sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Kiev dan melindunginya dari fasis. Ukraina dan sekutunya di Barat mengatakan tuduhan fasis tidak berdasar dan perang adalah tindakan agresi yang tidak beralasan.