REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Koalisi pemerintahan di Israel tampak hampir runtuh pada Senin (13/6/2022). Anggota parlemen dari partai sayap kanan Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan tidak lagi menjadi bagian dalam koalisi pemerintahan.
"Saya telah memberi tahu perdana menteri bahwa berdasarkan situasi saat ini, saya tidak lagi menjadi bagian dari koalisi," kata Nir Orbach dari partai Yamina dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh beberapa media Israel.
Perkembangan itu terjadi ketika koalisi Bennett terbentuk dari berbagai kalangan yang mencakup partai-partai kanan, liberal, dan Arab. Mereka awalnya berhasil mengakhiri rekor 12 tahun pemerintahan Benjamin Netanyahu dan kini harus berhadapan dengan kekurangan suara di parlemen atau Knesset.
Keputusan Orbach pergi membuat koalisi Bennett kekurangan dua suara untuk menjadi mayoritas. Posisi koalisi saat ini hanya berjalan dengan 59 kursi di Knesset yang beranggotakan 120 orang.
Netanyahu sekarang menjadi pemimpin oposisi dan berjanji akan kembali memimpin Israel. Dia kini menghadapi dakwaan atas tuduhan korupsi.
Koalisi pemerintahan yang sebelumnya memiliki anggota mayoritas yang tipis ini mulai rapuh ketika Rancangan Undang-Undang (RUU) yang memperluas hak hukum sipil Israel untuk pemukim di wilayah penduduk Tepi Barat gagal disahkan parlemen pada pekan lalu. Kekalahan itu telah mendekatkan prospek pemilihan kelima dalam tiga tahun, meskipun RUU itu kemungkinan akan dikembalikan ke Knesset untuk upaya kedua sebelum akhir bulan.
Undang-undang pemukim yang biasanya mendapat dukungan luas di parlemen dan telah berulang kali diperbarui selama lima dekade terakhir ini semakin menjadi pertarungan pahit antara pemerintah dan oposisi. "Anda tidak berjuang untuk negara kami tetapi untuk kursi Anda sendiri," kata Netanyahu kepada Bennett selama debat di parlemen.
Mantan milyuner komando dan teknologi yang terjun ke politik nasional pada 2013 ini mengatakan, pemerintahnya telah mendorong pertumbuhan ekonomi, memangkas pengangguran, dan menghilangkan defisit untuk pertama kalinya dalam 14 tahun. "Kami berjuang untuk pemerintah akhir-akhir ini. Kami berjuang karena pilihannya adalah antara kekacauan dan stabilitas," katanya kepada Knesset.