Selasa 14 Jun 2022 12:14 WIB

AS dan Sekutu Siap Ubah Postur Militer untuk Respons Uji Nuklir Korut

AS dan sekutu siap merespons cepat jika Korut lanjutkan uji coba nuklir

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan AS dan sekutunya siap merespons dengan cepat jika Korea Utara (Korut) melanjutkan uji coba nuklir.
Foto: AP/Alex Brandon/Pool AP
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan AS dan sekutunya siap merespons dengan cepat jika Korea Utara (Korut) melanjutkan uji coba nuklir.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan AS dan sekutunya siap merespons dengan cepat jika Korea Utara (Korut) melanjutkan uji coba nuklir. Kendati demikian, Blinken tetap menekankan, dialog masih merupakan pilihan.

“Kami berhubungan sangat erat dengan sekutu dekat dan mitra kami, mulai dari Republik Korea (Korea Selatan), juga dengan Jepang serta lainnya, untuk dapat merespons dengan cepat jika Korut melanjutkan tes semacam itu. Kami siap membuat penyesuaian jangka pendek dan jangka panjang terhadap postur militer kami sebagaimana mestinya,” kata Blinken kepada awak media, Senin (13/6).

Namun Blinken menegaskan, AS tidak memiliki niat bermusuhan dengan Korut. “Jadi kami akan terus menjangkau Korut. Kami berkomitmen untuk melakukan pendekatan diplomatik,” ucapnya.

Hal itu Blinken sampaikan setelah bertemu Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) Park Jin di Washington. Menurut Park, saat ini Korut sudah menyelesaikan persiapan untuk melakukan uji coba nuklir lainnya. Ia berpendapat, hanya keputusan politik harus dibuat. “Jika Korut melakukan uji coba nuklir lagi, saya pikir itu hanya akan memperkuat pencegahan kami dan juga sanksi internasional,” ujar Park.

Hingga kini, Korut masih aktif dan cukup intens menguji rudal balistiknya. Pada Maret lalu, Pyongyang diduga menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17. Itu merupakan peluncuran pertama rudal terbesar milik negara tersebut sejak 2017.

Menurut otoritas Jepang, rudal itu terbang selama sekitar 71 menit dan menempuh jarak sekitar 1.100 kilometer dari lokasi peluncurannya. Rudal tersebut kemudian jatuh di dalam zona ekonomi eksklusif Jepang, tepatnya sekitar 170 kilometer barat prefektur utara Aomori. Rudal Hwasong disebut memiliki kemampuan untuk menjangkau wilayah AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement