REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Atika warga Jalan Gelatik, Kota Bandung yang sehari-hari berjualan nasi kuning, sudah sejak usia 17 tahun mendonorkan darah. Kini di usianya yang sudah mencapai 54 tahun, dia pun masih aktif mendonorkan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung.
"Awalnya (donor darah) barengan sama orang tua di kampus ITB yang pertama kali, setelah itu saya ke PMI terus rutin," ujarnya saat ditemui di PMI Kota Bandung saat hari donor darah sedunia, Selasa (14/6/2022).
Dia mengaku, rutin dua bulan setengah mendonorkan darah ke kantor PMI dan selalu menjaga kesehatan agar tidak sakit. Salah satu yang sering dilakukan yaitu tidur cukup agar saat donor berjalan lancar. "Fit gak pernah flu, tidur cukup," katanya.
Ia mengaku, alasan donor darah karena ingin membantu masyarakat yang membutuhkan darah. "Saya nggak bisa nyumbang duit mending nyumbang darah menyelamatkan orang," katanya.
Dengan kegiatannya mendonorkan darah, dia mengaku, sudah mendapatkan penghargaan dari presiden. "Dari pak presiden, emas, tidur di hotel bintang lima," katanya.
Di usia senja, ia mengaku akan terus mendonorkan darah dan menjaga kesehatan. "Harapan banyak yang donor darah," katanya.
Atika mengaku, sudah mengajak 12 orang lainnya untuk donor darah bahkan di antaranya sudah 87 kali donor. "Banyak yang saya ajak ada teman 12 orang salah satunya sudah 87 kali," katanya.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana yang hadir di acara hari donor sedunia di PMI Kota Bandung, ikut mendonorkan darah. Dia mengaku, rutin mendonorkan darah ke PMI Kota Bandung.
"Mudah-mudahan dengan donor yang saya baca Insya Allah selain kita sehat Insya Allah bisa menyelamatkan orang lain," katanya.
Ia melanjutkan, antusiasme masyarakat di Kota Bandung mendonorkan darah sangat tinggi mencapai 80 ribu. "Luar biasa pendonor Kota Bandung sekitar 80 ribuan jadi dan alhamdulillah semasa pandemi pun mereka tetap donor itu tentu harus diapresiasi," katanya.