REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis tren penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) akan meningkat pada tahun ini. Hal ini seiring dengan tingginya minat perusahaan untuk melantai di bursa saham.
"Minat IPO tinggi karena memang dari sisi permintaan cukup tinggi. Kondisi pasar sangat bagus teruatama secara fundamental," kata Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK Djustini Septiana, Selasa (14/6).
OJK mencatat saat ini terdapat 57 perusahaan yang telah masuk dalam pipeline IPO dengan total dana yang diincar mencapai Rp 18,15 triliun. Hingga pertengahan tahun ini, sebanyak 21 emiten sudah mendapat pernyataan efektif dari OJK.
Djustini berharap semua perusahaan dalam pipeline IPO bisa mendapat pernyataan efektif dari OJK pada tahun ini. "Diharapkan semuanya bisa efektif pada tahun ini tapi kami tidak bisa memastikan. Selain eksternal, realisasi IPO juga ditentukan oleh faktor internal perusahaan," terang Djustini.
Dari seluruh emiten yang ada di pipeline IPO, 8 perusahaan berasal dari sektor teknologi dengan dana himpunan mencapai Rp7,36 triliun. Sektor energi menyumbang 4 perusahaan dengan incaran dana Rp 5,67 triliun.
Selanjutnya 13 perusahaan berasal dari sektor consumer non-cyclicals yang membidik dana hingga Rp 2,59 triliun. Sektor transportasi dan logistik menyumbang 3 perusahaan dengan target himpunan dana Rp 729,7 miliar.
Kemudian sektor infrastruktur dan basic material masing-masing 6 perusahaan senilai Rp 404,45 miliar dan 5 perusahaan dengan incaran dana Rp 372,67 miliar. Sektor consumer cyclical mencapai 7 perusahaan dengan target dana Rp 342,1 miliar.
Adapun sektor properti dan real estat sebanyak 3 perusahaan dengan target dana Rp 249,33 miliar, sektor industri 3 perusahaan dengan incaran dana Rp 129,7 miliar, sektor kesehatan 2 perusahaan dengan incaran dana Rp 102,81 miliar, serta sektor finansial 3 perusahaan dengan himpunan dana Rp 89,81 miliar.