Selasa 14 Jun 2022 15:47 WIB

Menlu China dan Selandia Baru Bahas Keterlibatan di Kawasan Pasifik

Beijing menghormati hubungan tradisional antara Selandia Baru dan negara Pasifik.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi dan Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta melakukan panggilan video untuk membahas peran China di kawasan Pasifik pada Senin (13/6/2022) waktu setempat.
Foto: Marian Kupu/ABC via AP
Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi dan Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta melakukan panggilan video untuk membahas peran China di kawasan Pasifik pada Senin (13/6/2022) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi dan Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta melakukan panggilan video untuk membahas peran China di kawasan Pasifik pada Senin (13/6/2022) waktu setempat. Kedua negara mengkonfirmasi pembicaraan tersebut dalam pernyataan terpisah.

Menlu Mahuta menekankan pentingnya keterlibatan yang terjadi dengan cara memajukan prioritas Pasifik. Ia menambahkan bahwa keterlibatan juga untuk mendukung lembaga-lembaga regional Pasifik seperti Forum Kepulauan Pasifik, dan mengatasi tantangan-tantangan signifikan di kawasan itu.

Baca Juga

Sementara Menlu Wang Yi mengatakan dalam pernyataannya bahwa Beijing menghormati hubungan tradisional antara Selandia Baru dan negara-negara kepulauan Pasifik. China dalam hal ini juga ingin berpartisipasi dalam lebih banyak proyek kerja sama multi-pihak dengan Selandia Baru.

"Kerja sama antara China dan negara-negara kepulauan Pasifik yang memiliki hubungan diplomatik dengan China dapat berjalan seiring dengan pengaturan yang ada di kawasan itu dan saling melengkapi," kata Wang dalam sebuah pernyataan.

Mahuta juga menyuarakan pandangan Selandia Baru tentang isu-isu sensitif, termasuk masalah hak asasi manusia di Xinjiang, erosi hak dan kebebasan di Hong Kong, dan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Seperti diketahui pengaruh China yang berkembang di kawasan dan potensi militerisasi telah mengkhawatirkan Selandia Baru bersama dengan sekutunya. Kekhawatiran mereka meningkat setelah China dan Kepulauan Solomon menandatangani pakta keamanan di awal tahun.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement