Selasa 14 Jun 2022 15:58 WIB

Kemenparekraf: KKN di Desa Penari Tunjukkan Film Bisa Jadi Media Promosi Pariwisata

Kemenparekraf sebut film juga berfungsi sebagai media promosi pariwisata.

Film KKN di Desa Penari mengambil lokasi syuting di Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur. Kini, lokasi tersebut banyak dikunjungi wisatawan.
Foto: Youtube
Film KKN di Desa Penari mengambil lokasi syuting di Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur. Kini, lokasi tersebut banyak dikunjungi wisatawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Muhammad Neil El Himam mengatakan film tak cuma berguna sebagai sarana hiburan. Film juga dapat menjadi media untuk mempromosikan pariwisata.

"Sektor ekonomi kreatif film dengan destinasi wisata sangat berkaitan, saya rasa ini bisa jadi salah satu cara mempromosikan tempat pariwisata atau sebaliknya," kata Neil dalam webinar, Selasa (14/6/2022).

Baca Juga

Neil mencontohkan film horor KKN di Desa Penari yang meraup kesuksesan dengan meraih hampir 10 juta penonton, menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa menggantikan Warkop DKI Reborn Part 1. Lokasi yang digambarkan oleh film ini kemudian menjadi destinasi pariwisata yang menjadi tujuan bepergian para turis domestik.

"Karena dianggap lokasinya adalah di Alas Purwo, Banyuwangi, banyak orang yang ke sana," kata Neil.

Tak hanya itu, kepopuleran film tersebut juga membuat Alas Purwo "diboyong" ke Jakarta melalui atraksi wisata wahana misteri. Wahana tersebut dibuat di sebuah pusat perbelanjaan Ibu Kota.

"Dan itu lumayan ramai dikunjungi penggemar horor," katanya.

Menurut Neil, proyeksi pemulihan ekonomi kreatif 2022 memang lebih cepat dari pariwisata. Buktinya bisa dilihat dari kepercayaan para sineas Tanah Air yang akhirnya menyuguhkan karya-karya mereka di bioskop.

Film tersebut pun diterima dengan baik oleh masyarakat. Geliat itu disebutnya tak lepas dari intervensi pemerintah lewat stimulus PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) untuk membantu promosi film panjang, dokumenter maupun fiksi komersial.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement