Selasa 14 Jun 2022 16:21 WIB

Vaksin PMK di Garut akan Diprioritaskan untuk Sapi Perah

Sebanyak 13 ribu ekor hewan ternak di Garut diusulkan dapat vaksin PMK

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Petugas memeriksa kondisi sapi di sebuah peternakan yang berada di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Kamis (12/5/2022). Pemkab Garut melaporkan 381 ekor sapi dan 16 ekor domba di daerahnya terinfeksi PMK.
Foto: dok. istimewa
Petugas memeriksa kondisi sapi di sebuah peternakan yang berada di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Kamis (12/5/2022). Pemkab Garut melaporkan 381 ekor sapi dan 16 ekor domba di daerahnya terinfeksi PMK.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut telah mengusulkan kebutuhan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk diberikan kepada hewan ternak yang sehat. Jumlah hewan ternak yang diusulkan untuk mendapat vaksin sebanyak 13 ribu ekor hewan ternak.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Sofyan Yani, pihaknya telah mengusulkan kebutuhan vaksin itu ke pemerintah pusat. Menurut dia, hewan ternak yang diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin adalah sapi perah.

Baca Juga

"Sebenarnya jumlah sapi di Garut banyak, tapi kami prioritaskan untuk sapi perah. Sapi potong nanti dulu, karena hewan itu kan akan dipotong," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (14/6/202).

Sofyan mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatnya, saat ini pemerintah pusat mulai mendistribusikan vaksin PMK ke sejumlah daerah. Vaksin PMK rencananya akan dikirim ke Jawa Barat (Jabar) pada 16 Juni 2022. Namun, ia belum bisa memastikan waktu vaksin itu dapat sampai di Kabupaten Garut.

Menurut dia, keberadaan vaksin sangat dibutuhkan oleh daerah untuk mencegah penyebaran PMK. Sebab, PMK sangat cepat menyebar meski upaya pembatasan dan pengobatan terus dilakukan.

"Pengobatan terus kami lakukan, tapi kan kalau tak ada pencegahan, akan makin banyak yang sakit. Mangkanya harus ada vaksin segera agar penularan bisa diantisipasi," kata dia.

Pembatasan yang dilakukan juga disebut tak dapat optimal dilakukan. Mengingat, saat ini sudah memasuki momen menjelang Iduladha, yang notabeme lalu lintas hewan ternak pasti meningkat. Alhasil, penyebaran kasus PMK tak bisa dihindari.

Di sisi lain, ketersediaan obat terbatas. Makin banyak sapi yang tertular PMK otomatis makin meningkatkan kebutuhan obat.

Sofyan mengatakan, pada tahap awal, pihaknya hanya menyediakan obat untuk sekitar 2.500 ekor ternak. Namun ternak yang terserang terus bertambah.

Berdasarkan data terakhir dari Satgas PMK Kabupaten Garut, tim kesehatan hewan telah melakukan pelayanan kesehatan hewan berupa pengobatan pada ternak bergejala PMK dan pengobatan suportif terhadap ternak tak bergejala dengan total populasi 4.046 ekor ternak. Dari total itu, terdapat 2.764 ekor ternak bergejala PMK, yang terdiri dari 68 ekor domba empat ekor kambing, enam ekor kerbau, 1.397 ekor sapi potong, dan 1.289 ekor sapi ternak.

"Alhamdulillah Pak Bupati cukup respons cepat. Kami sudah diminta mengusulkan lagi, tapi kalau terus seperti ini kebutuhan obat terus bertambah. Mangkanya, vaksinasi harus segera dilakukan," kata Sofyan. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement