Selasa 14 Jun 2022 17:30 WIB

Pesona Agrowisata Kampung Kopi Gombengsari Kian Diminati

Kelompok tani kopi rejo asal Kabupaten Banyuwangi yang sukses mengelola kebun kopi

Kini banyak kelompok tani dibawah binaan Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengembangkan program budidaya desa organik menjadi agrowisata yang dapat menarik minat wisatawan baik lokal maupun internasional.
Foto: istimewa
Kini banyak kelompok tani dibawah binaan Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengembangkan program budidaya desa organik menjadi agrowisata yang dapat menarik minat wisatawan baik lokal maupun internasional.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Kopi semakin diminati segala usia, tak hanya untuk dikonsumsi dan menjadi trend gaya hidup, keberadaan kebun kopinya pun memberikan banyak manfaat bagi pekebun. Kini banyak kelompok tani dibawah binaan Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengembangkan program budidaya desa organik menjadi agrowisata yang dapat menarik minat wisatawan baik lokal maupun internasional.

Salah satunya adalah kelompok tani kopi rejo asal Kabupaten Banyuwangi yang sukses mengelola kebun kopi menjadi tempat wisata yang dikenal sebagai Kampung Kopi Gombengsari. “ Saya memberikan apresiasi kepada kelompok tani kopi rejo yang telah melaksanakan program desa organik dengan baik dan mengelola kampung kopi menjadi agrowisata kopi yang sangat menarik,” ujar Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya, Parlin Robert Sitanggang saat melakukan kunjungan ke Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

Baca Juga

Ia menjelaskan, pola tanam kopi yang dibudidayakan secara organik oleh kelompok tani Kopi Rejo yang merupakan binaan dari Ditjen Perkebunan khususnya BBPPTP Surabaya mengedepankan hubungan yang harmonis terhadap unsur yang ada di alam. Mayoritas kopi yang ditanam di kampung ini adalah jenis Robusta yang tumbuh pada ketinggian 400-600 Dpl. Diolah melalui proses natural, dan memiliki ciri serta karakter kopi yang khas.

 "Kebun kopi kelompok tani Kopi Rejo ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan. Pengunjung agrowisata dapat belajar dan praktek pengelolaan kebun kopi secara organik. Sistem edukasi menganut prinsip Learning by doing sehingga pengunjung dapat menambah pengetahuan mereka tentang cara budidaya kopi dari hulu hingga ke hilir. Selain belajar tentang bertanam kopi, pengunjung diperbolehkan untuk memetik buah kopi sendiri," ujarnya.

Parlin menambahkan, pekebun Kampung Kopi Gombengsari yang mengembangkan program budidaya desa organik menjadi agrowisata nantinya akan mendapatkan keuntungan secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga diharapkan kesejahteraan petani semakin meningkat.

“ Karena ditempat ini juga merupakan sentra peternakan kambing etawa yang menghasilkan susu yang sangat nikmat, dan kelompok tani kopi rejo ini juga melakukan pengelolaan hasil panen melalui unit pengolahan hasil, sehingga pekebun bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak bila dibandingkan dengan menjual langsung hasil panennya. Parlin berharap kelompok tani kopi rejo bisa ekspor kopi, “ kata Parlin

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement