REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) bakal memfasilitasi pengiriman gratis komoditas cabai dan bawang merah untuk menekan kenaikan harga yang sedang terjadi. Para pedagang pun meminta agar distribusi gratis itu memprioritaskan wilayah pusat kota dengan permintaan tinggi.
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Reynaldi Sarijowan mengatakan, konsumsi cabai tertinggi di Indonesia masih terdapat di wilayah Jabodetabek. Kenaikan harga yang terjadi juga cukup tinggi, bahkan lebih dari dua kali lipat harga normal.
"Tentu kita juga akan sasar dan sisir wilayah lain," kata Reynaldi kepada Republika.co.id, Selasa (14/6/2022).
Ikappi menjadi salah satu mitra dalam program distribusi gratis tersebut. Pihaknya menyambut baik berbagai langkah yang diambil pemerintah untuk meminimalisasi lonjakan harga di pasar.
Ikappi pun mencatat rata-rata harga nasional untuk cabai rawit merah telah menembus Rp 103 ribu hingga Rp 104 ribu per kilogram (kg). Sementara, bawang merah naik signifikan di kisaran Rp 59 ribu per kg.
Reynaldi mengatakan, Ikappi masih mendalami mekanisme kerja sama yang bakal dijalin untuk pengiriman gratis itu agar berjalan efektif. "Kami juga menunggu tindaklanjut atas rencana kerja ini," kata dia.
Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid menuturkan, petani cabai siap bekerja sama untuk pengiriman gratis itu. Hanya saja, masih terdapat kendala karena ketersediaan cabai belum secara masif.
"Permintaan (pengirimannya) payah (kita penuhi) ada yang minta 200 kg sampai 400 kg, dalam jumlah besar," katanya.
Abdul mengatakan, program tersebut cukup bermanfaat dalam jangka pendek. Sebab, pihak pembeli cabai tetap seperti biasa dari pasar-pasar besar dengan harga pasar namun dalam pengirimannya ditanggung oleh pemerintah.
Ia pun menuturkan, kemungkinan ketersediaan cabai akan kembali normal pada musim panen terdekat sekitar tiga pekan ke depan. "Pada musim tanam selanjutnya juga ada yang harus kita perbaiki bersama Kementan," katanya.
Setidaknya ada masalah primer dan sekunder yang dihadapi petani saat ini. Masalah sekunder ihwal gangguan cuaca, sementara masalah primer kondisi tanah yang kurang baik. Petani cabai, kata Abdul, juga membutuhkan pendampingan dari Kementan untuk bisa kembali memperbaiki sistem budidayanya.