Selasa 14 Jun 2022 21:13 WIB

Ini Penyebab Pecandu Narkoba Kambuh Sebelum Capai Pemulihan Jangka Panjang

Pecandu narkoba bisa mengalami kambuh saat proses penyembuhan jangka panjang.

Red: Nora Azizah
Pecandu narkoba bisa mengalami kambuh saat proses penyembuhan jangka panjang.
Foto: Antara/Rahmad
Pecandu narkoba bisa mengalami kambuh saat proses penyembuhan jangka panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog dari Universitas Indonesia Kasandra Putranto mengatakan, banyak pecandu narkoba yang harus mengalami relapse atau kembali menggunakan narkoba sebelum mencapai pemulihan jangka panjang. "Sama seperti halnya penyakit kronis, banyak orang mengalami satu atau beberapa kali relapse sebelum mencapai pemulihan jangka panjang. Relapse merupakan hal umum dan normal terjadi pada orang yang sudah sempat pulih dari kecanduannya," ujar Kasandra, di Jakarta, Selasa (14/6/2022).

Diketahui, Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat bahwa sekitar 70 persen dari jumlah pecandu narkoba yang telah melalui program rehabilitasi cenderung mengalami relaps atau kambuh. Sedangkan menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA), orang yang pernah menjalani rehabilitasi dan kembali mengalami relaps mencapai 40-60 persen. 

Baca Juga

Meski demikian, menurut Kasandra, relapse bukan berarti bahwa rehabilitasi atau terapi yang dijalani gagal. Pasalnya, seseorang yang sedang mencoba berhenti menggunakan narkoba bisa saja mengalami ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap rangsang stres dari dalam maupun luar dirinya.

"Sehingga, inilah yang membuat orang tersebut kembali menyalahgunakan narkoba," imbuh dia.

Adapun alasan-alasan lain yang memicu terjadinya relaps, tambah Kasandra, di antaranya karena belum benar-benar siap untuk berhenti, frustrasi, depresi, rendah diri, mengingat kembali kejadian asik saat menggunakan narkoba di masa lalu, lalai dalam menjalankan program rehabilitasi atau pasca rehabilitasi, hingga kurangnya rencana untuk mencegah kekambuhan. Selain itu, kata dia, pecandu memerlukan waktu untuk memahami permasalahan yang mereka hadapi dan sungguh-sungguh memiliki keinginan berhenti menggunakan narkoba.

"Kesembuhan merupakan proses panjang dan terkadang sangat menyakitkan. Mantan penyalahguna narkoba harus bertekun hari demi hari untuk memperjuangkan sikap dan usahanya menuju hidup baru," ujar Kasandra.

"Inilah pentingnya program pasca rehabilitasi. Meski seseorang baru saja pulih, dia tidak sepenuhnya aman dari kemungkinan relapse. Oleh karena itu, mengambil langkah aktif dengan membuat rencana pencegahan kekambuhan dapat membuka jalan bagi pemulihan yang sehat dalam jangka panjang," lanjutnya.

Dokter spesialis kedokteran jiwa atau psikiater lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Ratna Mardiati, SpKJ(K), menambahkan, pendampingan juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam membantu pemulihan pecandu narkoba.

"80 persen (pemulihan) gagal kalau tidak didampingi. Pasti bisa (pulih total). Kita optimis kalau ada pendampingan, kalau terapinya berjalan lancar, pasti bisa," kata Ratna yang kini berpraktik di Klinik Angsamerah itu.

"Kita bisa lihat banyak orang yang sudah masuk rehabilitasi bertahun-tahun, kembali lagi baik banyak, hidup normal banyak, yang sukses juga banyak," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement