Rabu 15 Jun 2022 00:01 WIB

Pemerintah Antisipasi Subvarian Baru agar Kasus Terdeteksi dan Tertangani

Karakteristik subvarian Omicron yang baru adalah cepat menular.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga kepada warga di Denpasar, Bali, Selasa (14/6/2022). Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengimbau masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau penguat (booster) sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga kepada warga di Denpasar, Bali, Selasa (14/6/2022). Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengimbau masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau penguat (booster) sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak 12 Mei 2022, resmi menyatakan varian baru Covid-19, yaitu BA.4 dan BA.5 sebagai Variant of Concern. Dikarenakan, varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan ini dengan cepat dan masif meluas ke berbagai negara dan menyebabkan lonjakan kasus.

Dari studi awal di Eropa, perubahan karakteristik varian-varian baru ini, selain lebih cepat menular, juga mampu menghindari kekebalan tubuh paska infeksi Covid-19 dari varian sebelumnya. Namun, simpulan ini masih bersifat sementara dan membutuhkan studi lanjutan, serta tidak ditemukan indikasi varian ini menyebabkan gejala lebih parah. Menurut European Centre for Disease Prevention and Control, peluang penularannya dapat menurun jika seseorang telah divaksin dibandingkan yang belum walau sudah terinfeksi sebelumnya.

Baca Juga

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan, sebagai antisipasi terhadap varian baru di masa datang Pemerintah akan terus meningkatkan upaya whole genome sequencing (WGS), melakukan studi epidemiologi sebaran varian, dan memastikan efektivitas alat testing khususnya di pintu-pintu masuk. "Hal ini diharapkan dapat mendeteksi dan menangani kasus dengan varian baru dengan baik," Wiku menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers secara virtual, Selasa (14/6/2022), yang disiarkan YouTube kanal resmi Sekretariat Presiden.

Terkait varian baru, sejauh ini telah ditemukan beberapa kasus berkaitan BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Pada prinsipnya munculnya varian baru di negara-negara tidak bisa dihindarkan. Namun, bisa dicegah penyebarannya dengan menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat.

Surveilans epidemiologi akan terus dilakukan oleh Pemerintah, untuk memantau perkembangan varian baru sekaligus melakukan analisis varian baru dari berbagai negara untuk kedepannya dapat mengambil langkah kebijakan yang tepat. Dan sesuai pembelajaran dalam menghadapi varian baru di masa lalu, maka wajib bagi seseorang meningkatkan kesadaran pribadi menjalankan protokol kesehatan. Terapkan sesuai peraturan yang berlaku dan segera vaksinasi bagi yang belum. Karena para ahli bersepakat bahwa vaksin masih cukup efektif meningkatkan perlindungan dari beberapa varian baru.

"Kita tentunya berharap, tidak terjadi kenaikan kasus yang signifikan walaupun ditemukannya varian baru. Karena pada prinsipnya kasus yang terjaring akan melalui prosedur isolasi sampai dinyatakan negatif/sembuh," jelas Wiku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement