REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Nilai investasi di Kabupaten Semarang terus menunjukkan tren positif, seiring dengan situasi pandemi yang terus kondusif. Kondisi ini dapat dilihat dari capaian nilai investasi di Kabupaten Semarang hingga triwulan pertama tahun 2022.
Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Semarang mencatat, total nilai investasi pada triwulan pertama 2022 mencapai Rp 1,3 triliun lebih. Terdiri dari penanaman modal dalam negeri Rp 1,07 triliun dan penanaman modal asing sebesar Rp 274 miliar lebih.
Jika dibandingkan total nilai investasi di Kabupaten Semarang sepanjang tahun 2021 yang hanya mencapai Rp 1,4 triliun, capaian pada triwulan pertama 2022 ini disebut cukup menggembirakan. Karena hampir menyamai tahun sebelumnya.
Hal ini juga kian menumbuhkan optimisme nilai investasi di Kabupaten Semarang --hingga akhir tahun nanti bakal lebih besar dari tahun 2021. "Semoga ini menjadi sinyal kebangkitan ekonomi daerah," kata Kepala DPMPTSP Kabupaten Semarang, Valeanto Sukendro, di Ungaran, Rabu (15/6/2022).
Ia juga menjelaskan, optimisme kenaikan nilai investasi juga didorong oleh geliat usaha mikro kecil maupun UKM yang terus membaik, setelah usaha berbasis masyarakat ini bertahan di tengah pukulan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Pada tahun 2021 lalu, nilai investasi izin UKM tercatat mencapai Rp 712 miliar lebih. Angka ini berkontribusi lebih dari separuh dari total investasi penanaman modal dalam negeri di Kabupaten Semarang pada tahun yang sama.
Sedangkan nilai investasi penanaman modal dalam negeri pada triwulan pertama tahun 2022 ini, UKM tercatat telah menyumbang hingga 36,77 persen, dari total investasi prnanaman modal dalam negeri.
Di satu sisi, lanjut Sukendro, DPMPTSP Kabupaten Semarang terus berupaya mendorong masjunya investasi ke Kabupaten Semarang, seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi nasional serta situasi pandemi cenderung melandai.
Salah satunya dengan mendorong kemitraan UKM dengan investor serta memberikan kemudahan perizinan usaha berbasis risiko bagi usaha mikro kecil (UKM). "Tujuannya agar semakin banyak lagi investasi baik asing maupun dalam negeri di Kabupaten Semarang," tegasnya.
Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha mengamini, srjak pandemi terus melandai iklim investasi di daerahnya pun kembali bergairah. Khususnya investasi di bidang 'intanpari' atau industri pertanian dan pariwisata.
Kabupaten Semarang, kata bupati, dapat diibarat seorang gadis yang smolek dengan potensi investasi sangat menarik minat investor. Namun pengembangan potensi itu belum maksimal karena terkendala peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW).
Revisi Perda RTRW belum bisa diselesaikan sejak tahun 2018 lalu karena memang terbentur sejumlah regulasi. "Kita masih terus berupaya menyelesaikannya agar dapat mendukung pengembangan potensi investasi,” jelasnya.
Pemkab Semarang juga terus mempermudah penerbitan izin usaha bagi UKM. Tujuannya agar usaha tahan krisis ini dapat terus berkembang. "Karena UKM terbukti mampu bertahan di tengah beberapa badai krisis ekonomi di negeri ini," kata Ngesti.