Rabu 15 Jun 2022 12:42 WIB

Menhan Israel: AS Harus Bantu Hadapi Iran

Israel sebut untuk hadapi Iran butuh kepemimpinan Amerika

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz.
Foto: AP Photo/Manuel Balce Ceneta
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, mengatakan, Israel dan negara-negara Arab yang memiliki kekhawatiran yang sama tentang Iran harus membangun kemampuan militer mereka di bawah perlindungan Washington. Dalam pidatonya pada Selasa (14/6/2022), Gantz menjelaskan tentang hubungan keamanan Israel dengan negara-negara Teluk Arab yang semakin dekat di bawah dorongan diplomatik yang disponsori Amerika Serikat (AS) pada 2020.

"Dalam menghadapi perang Iran yang dibutuhkan bukan hanya kerja sama, tetapi juga pembangunan kekuatan regional, dengan kepemimpinan Amerika, yang akan memperkuat semua pihak yang terlibat. Dalam hal ini, kami terus bekerja, demi keamanan warga Israel," kata Gantz.

Israel telah menyuarakan kesediaan untuk meningkatkan kerja sama militer dengan mitra-mitra Teluk barunya. Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Sudan dan Maroko menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada 2020 lalu, di bawah Kesepakatan Abraham yang diinisiasi oleh pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump. Mereka menandatangani kesepakatan itu di Gedung Putih, dan disaksikan oleh Trump. Sejak saat itu, UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dengan Israel.

Normalisasi hubungan antara beberapa negara Arab dengan Israel membuat warga Palestina geram. Sejumlah pemimpin Palestina mengatakan bahwa mereka telah berkhianat dan tidak mendukung kemerdekaan Palestina.

Arab Saudi mengisyaratkan akan menormalisasi hubungan dengan Israel.  Menteri Transportasi Israel Merav Michaeli mengungkapkan, ada upaya pembicaraan yang sedang dikerjakan untuk menormalkan hubungan dengan Arab Saudi. Salah satunya mengenai penerbangan pesawat Israel di atas wilayah Saudi.

"Pekerjaan sedang berlangsung dengan Arab Saudi mengenai penerbangan pesawat Israel di atas wilayahnya, yang dapat mengurangi waktu penerbangan sebagai bagian dari proses normalisasi," ujar Michaeli, dilansir Middle East Monitor.

Michaeli mengatakan, dia belum bisa membagikan hasil pembicaraan tersebut karena masih berlangsung. Dia meyakini, persoalan konflik Israel-Palestina dapat diselesaikan melalui peningkatan hubungan di tingkat regional.

 "Saya percaya dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina melalui penyelesaian regional, mencoba menggunakan transportasi yang merupakan alat sangat penting untuk memperkuat hubungan ini," ujar Michaeli.

Pernyataan Michaeli muncul setelah Israel Hayom melaporkan kesepakatan trilateral yang sedang dibentuk antara Israel, Arab Saudi, dan Amerika Serikat (AS). Kesepakatan ini terkait langkah baru menuju normalisasi hubungan antara Tel Aviv dan Riyadh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement