Kamis 16 Jun 2022 00:35 WIB

WHO Bentuk Komite Ahli Darurat Tentukan Kedaruratan Cacar Monyet

WHO akan menentukan apakah cacar monyet dianggap darurat kesehatan global

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Cacar monyet atau monkeypox. Ilustrasi
Foto: Pixabay
Cacar monyet atau monkeypox. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan membentuk komite ahli darurat untuk menentukan apakah wabah cacar monyet harus dianggap sebagai darurat kesehatan global. Wabah cacar monyet yang menjadi endemik di Afrika, kini telah menyebar luas ke negara non-endemik seperti Amerika Serikat (AS), dan negara-negara Eropa.

"Kami percaya bahwa itu juga memerlukan beberapa tanggapan terkoordinasi karena penyebaran geografis," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Tedros mengatakan, pertemuan para ahli dari luar juga dapat membantu meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang virus tersebut. Dengan mendeklarasikan cacar monyet sebagai darurat kesehatan internasional, maka akan diperlakukan sama dengan pandemi Covid-19. Melalui deklarasi tersebut, WHO akan menganggap penyakit yang biasanya langka sebagai ancaman berkelanjutan bagi negara-negara secara global.

Direktur Kedaruratan WHO untuk Afrika, Ibrahima Soce Fall, mengatakan, jumlah kasus cacar monyet meningkat setiap hari. Sementara pejabat kesehatan menghadapi kesenjangan dalam hal pengetahuan tentang dinamika penularan di Afrika maupun di luar Afrika.

“Dengan saran dari komite darurat, kita bisa berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengendalikan situasi.  Tetapi itu tidak berarti bahwa kita langsung menuju darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," ujar Soce Fall, merujuk pada tingkat kewaspadaan tertinggi WHO untuk wabah virus.  

“Kami tidak ingin menunggu sampai situasi di luar kendali untuk mulai membentuk komite darurat," kata Soce Fall menambahkan.

WHO tidak merekomendasikan vaksinasi massal, tetapi menyarankan penggunaan vaksin yang “bijaksana”. WHO mengatakan, pengendalian penyakit tbergantung pada sejumlah langkah seperti pengawasan, pelacakan kasus dan mengisolasi pasien.

Pada Senin (13/6) Inggris melaporkan  470 kasus cacar monyet di seluruh negeri. Sebagian besar kasus cacar monyet diderita oleh pada pria homoseksual atau biseksual.  Ilmuwan Inggris mengatakan, mereka tidak mengetahui apakah penyebaran penyakit cacar monyet di Inggris telah mencapai puncaknya.

Bulan lalu, seorang penasihat terkemuka WHO mengatakan, wabah cacar monyet di Eropa dan sekitarnya kemungkinan menyebar melalui hubungan seksual di dua pesta yang digelar di Spanyol dan Belgia. Para ilmuwan memperingatkan bahwa siapa pun, terlepas dari orientasi seksualnya, rentan terkena cacar monyet jika mereka melakukan kontak fisik yang dekat dengan orang yang terinfeksi atau pakaian atau seprai mereka.

WHO telah bekerja dengan negara-negara mitra untuk menciptakan mekanisme di mana beberapa vaksin cacar  tersedia untuk negara-negara yang terkena dampak. Tedros mengatakan lebih dari 1.600 kasus dan hampir 1.500 kasus yang dicurigai telah dilaporkan tahun ini di 39 negara, termasuk tujuh negara di mana monkeypox atau cacar monyet telah dilaporkan selama bertahun-tahun.  

Sebanyak 72 kematian telah dilaporkan tetapi tidak ada di negara-negara yang baru terkena dampak seperti Inggris, Kanada, Italia, Polandia, Spanyol, dan Amerika Serikat. Wabah cacar monyet yang sedang berlangsung di Eropa dan di tempat lain menandai pertama kalinya penyakit itu menyebar di antara orang-orang yang tidak melakukan perjalanan ke Afrika.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement