Juleha Turut Berperan Majukan UMKM Guna Perkuat Ekosistem Halal
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menyerahkan pisau secara simbolis kepada peserta uji kompetensi juru sembelih halal (juleha), saat membuka uji kompetensi Juleha di Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, di Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (15/6). | Foto: Istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Juru sembelih halal (juleha) tidak hanya menentukan proses penyembelihan hewan ternak telah dilakukan dengan benar sesuai syariat Islam. Lebih dari itu, juleha juga berperan penting dalam mendukung kemajuan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya dalam memperkuat ekosistem halal.
Hal ini ditegaskan Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, saat membuka Halal Uji Kompetensi Juleha di kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, di Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (15/6/2022).
Menurut wagub, juleha juga berperan dalam mendorong kemajuan UMKM, khususnya dalam menyiapkan bahan baku daging dari hewan ternak potong. Terlebih dalam rangka memperkuat ekosistem halal, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jateng setiap tahun juga melakukan pendampingan terhadap ratusan UMKM bersertifikat halal.
Terutama UMKM berbahan baku daging. “Maka uji kompetensi juleha ini diharapkan tidak hanya mencetak para juru sembelih saja, namun juga mendorong sertifikasi makanan berbahan daging yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH)," ujarnya.
Melalui kegiatan uji kompetensi ini pula, wagub ingin semua peserta lulus agar para juleha bisa mendedikasikan keahliannya dalam mendukung program pemerintah pusat maupun daerah. “Lebih khusus kepada pemprov yang saat ini tengah getol mengembangkan wisata halal melalui pengakuan dan penghargaan wisata halal yang sudah diterima,” tegas Taj Yasin.
Terkait dengan wisata halal, lanjut wagub, tidak hanya mencakup ruang lingkup masyarakat yang berwisata bisa menikmati alam atau wahana yang ditawarkan, tetapi juga menyangkut kehalalan potensi wisata kuliner atau aneka makanan yang ada di daerah tujuan.
“Ini akan berpengaruh besar pada wisatawan dalam maupun luar negeri, karena mereka biasanya ketika datang ke suatu daerah mempertanyakan kehalalan produk makanannya,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng, Ignasius Hariyanta Nugraha mengatakan, uji kompetensi juleha diikuti sebanyak 40 orang yang berasal dari berbagai daerah di Jateng.
Melalui kegiatan ini, para peserta (juleha) diharapkan dapat melakukan pengawalan dalam penyediaan bahan makanan daging yang memenuhi prinsip ASUH.
“Juleha adalah ujung tombak atas penentu kehalalan dan penghasil daging yang ASUH. Peran juleha sangat penting dalam memastikan pelaksanaan penyembelihan hewan memenuhi syariat Islam dan standar protokol kesehatan,” jelasnya.
Seperti diketahui, lanjut Hariyanta, daging berkualitas dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu sebelum, saat, serta sesudah penyembelihan.
Ia juga berharap para peserta bisa dinyatakan lulus karena ini akan menjadi kekuatan bagi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sekaligus menjadi ujung tombak produk-produk daging hewan ternak yang ASUH.
Ia juga menyampaikan, dalam rangka mendukung penguatan ekosistem halal, banyak pihak yang peduli terhadap peningkatan kemampuan serta kompetensi juleha.
Misalnya melalui pelatihan yang diselenggarakan bersama Baznas Jateng. Sementara Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng juga punya program rutin juru sembelih halal aman dan higienis atau ‘juleha manis’.
Semua program itu menurutnya merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap keamanan pangan yang dikonsumsi. “Terutama untuk produk berbahan daging hewan ternak,” ujar Hariyanta.