Rabu 15 Jun 2022 18:38 WIB

Hasil Penelitian: Insentif Kartu Prakerja Mayoritas Digunakan Beli Makanan

44,1 persen penerima manfaat kartu prakerja adalah 40 persen rumah tangga termiskin.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Indira Rezkisari
Warga mengakses laman website PraKerja di Rangkasbitung, Lebak, Banten.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga mengakses laman website PraKerja di Rangkasbitung, Lebak, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Kebijakan Peningkatan Ekonomi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TN2PK) Raden Muhamad Purnagunawan menjelaskan hasil penelitian program kartu prakerja. Salah satunya, terkait insentif pasca pelatihan. Insentif tersebut ternyata digunakan masyarakat untuk membeli makanan dan modal kerja.

"Keseluruhan insentif pascapelatihan digunakan oleh penerima manfaat untuk membeli makanan sebesar 74,2 persen, modal kerja sebesar 43,7 persen dan pembayaran tagihan 37,8 persen," katanya dalam webinar "Kartu Prakerja: Indonesia’s Digital Transformation and Financial Inclusion Breakthrough", Rabu (15/6/2022).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan, 9 dari 10 responden telah menyelesaikan program kartu prakerja mulai dari seleksi hingga menerima insentif pascapelatihan. Mayoritas responden juga mengaku puas dengan pelatihan kartu prakerja pertama dan didorong oleh motivasi intrinsik maupun insentif pascapelatihan.

"Sebagian besar penerima manfaat segera mencairkan insentif setelah menerimanya di rekening. Selain itu, penggunaan e-money, perluasan lebih banyak opsi penyedia rekening bank untuk menerima insentif pascapelatihan memberi kontribusi positif pada inklusi keuangan di Indonesia," kata dia.

Penggunaan e-money sebagai salah satu metode pembayaran memberikan kontribusi positif terhadap tujuan inklusi keuangan. Masuknya salah satu bank swasta awal tahun ini merupakan tambahan yang disambut baik.

Ia menambahkan 44,1 persen penerima manfaat program memang berasal dari 40 persen rumah tangga termiskin di Indonesia. Ini menunjukkan program kartu prakerja masih bisa disasar oleh masyarakat miskin meskipun pada prinsipnya program terbuka untuk semua orang dengan usia di atas 18 tahun.

"Program kartu prakerja lebih dari 66 persen pelatihannya berhubungan dengan kewirausahan. Sehingga banyak masyarakat yang habis pelatihan ingin membuka usahanya sendiri," kata dia.

Lalu, program kartu prakerja masih bisa disasar oleh masyarakat miskin meskipun pada prinsipnya program terbuka untuk semua orang dengan usia di atas 18 tahun. "Meskipun ekosistem kartu prakerja adalah end to end digital, mereka yang berasal dari keluarga miskin tetap dapat mengakses dan memperoleh manfaat dari program kartu prakerja," kata dia.

Penelitian dilakukan terhadap 1.000 responden penerima manfaat kartu prakerja yang berasal dari gelombang 7-11 kartu prakerja, yaitu antara September-November 2020. Survei dilakukan melalui telepon dan pendekatan kualitatif. Lalu, dilaksanakan SurveyMETER pada 6-25 Oktober 2021 di 50 kabupaten/kota di 25 provinsi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement