Rabu 15 Jun 2022 18:58 WIB

Kemenkes: Satu Kantong Darah Bisa Selamatkan Tiga Nyawa Manusia

Ia berharap semakin banyak masyarakat mendonorkan darahnya.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham Tirta
Petugas menunjukkan kantong darah yang baru didonor oleh relawan (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Petugas menunjukkan kantong darah yang baru didonor oleh relawan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Murti Utami mengatakan, donor darah adalah sebuah langkah yang murni dan manusiawi untuk menebarkan kebaikan kepada sesama tanpa membedakan ras dan golongan. Ia berharap semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya berbagi kehidupan kepada mereka yang membutuhkan.

"Karena satu kantong darah setidaknya bisa menyelamatkan tiga nyawa manusia,” kata dia, Rabu (15/6/2022).

Baca Juga

Untuk itu, Murti juga mengajak seluruh masyarakat luas terus berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial donor darah. Karena selain untuk membantu sesama, menyumbangkan darah juga bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.

“Mendonorkan darah memiliki kontribusi dalam menyelamatkan jiwa, dimana bisa meningkatkan umur dan harapan hidup seseorang, donor darah juga bisa meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah,” kata dia.

Hal senada disampaikan Dokter RSUP Persahabatan, Dewi Lesthiowati. Ia mengatakan, peran masyarakat untuk mendonorkan darahnya penting untuk sistem kesehatan nasional.

"Negara maju sudah mempunyai sistem yang lebih baik sehingga ketika diperlukan akan dengan mudah didapatkan," ujar Dewi dalam diskusi daring.

Dewi mengatakan, perlu kerja bersama antar organisasi dari pemerintah maupun non pemerintah dalam memperkuat dan memperluas pasokan darah dalam rangka mendukung layanan kesehatan nasional. "Kolaborasi baik sumber daya manusianya, petugasnya, peralatannya, sarana prasarana yang diperlukan untuk proses donor darah itu," tuturnya.

Dewi mengungkapkan, ketersediaan darah di sarana-sarana layanan kesehatan di dalam negeri saat ini relatif masih kurang. Hal ini lantaran karena masih cukup banyak mengandalkan donor darah pengganti, baik dari keluarga, kerabat atau teman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement