REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Separatis Ukraina pro-Rusia yang memproklamirkan diri sebagai penguasa Luhansk mengatakan Ukraina mengganggu koridor kemanusiaan dari pabrik kimia Azot di Kota Sievierodonetsk. Hal ini dilaporkan kantor berita Rusia, RIA, Rabu (15/6/2022).
Luhansk merupakan satu dari dua provinsi di Ukraina timur yang diklaim dikuasai separatis pro-Rusia. Di Luhansk dan Donbas yang merupakan daerah industri Ukraina menjadi pusat serangan Rusia setelah Moskow gagal merebut Kiev.
Sebelumnya dilaporkan staf jenderal Ukraina mengatakan pasukannya masih membalas serangan Rusia di Sievierodonetsk. Intelijen Inggris mengatakan pasukan di pabrik kimia dapat bertahan di bawah tanah dan pasukan Rusia tampaknya akan fokus ke pabrik itu, mencegah mereka mengerahkan tembakan di tempat lain.
Laporan-laporan dari medan tempur tidak dapat diverifikasi secara independen. Apa yang terjadi setelah tenggat waktu ultimatum Rusia juga belum diketahui.
"Ini semakin sulit, kami militer kami menahan musuh dari tiga arah sekaligus," kata Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai yang mencakup Kota Sievierodonetsk di internet.
"Mereka mempertahankan Sievierodonetsk dan tidak membiarkan mereka maju ke Lysychansk," katanya tentang kota kembar yang masih dikuasai Ukraina di seberang sungai Siverskyi Donets.
"Namun demikian, Rusia semakin dekat dan masyarakat menderita dan rumah-rumah mereka hancur," tambahnya.