Rabu 15 Jun 2022 20:15 WIB

Wapres Minta Pesantren Jangan Ajarkan Paham Radikal

Saat ini banyak aksi radikalisme berawal dari paham-paham radikal.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agung Sasongko
Wakil Presiden Maruf Amin saat  mengunjungi Pesantren Al-Jauharen di Jambi, Rabu (15/6)
Foto: Republika/Fauziah Mursyid
Wakil Presiden Maruf Amin saat mengunjungi Pesantren Al-Jauharen di Jambi, Rabu (15/6)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAMBI--Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pesantren- pesantren terus mengembangkan ajaran Islam wasathy atau moderat kepada para santrinya. Wapres mengatakan, saat ini banyak aksi radikalisme berawal dari paham-paham radikal.

"Supaya paham yang kita kembangkan harus Ahlussunnah wal jamaah, paham yang wasathiyah, yang moderat, jangan paham yang radikal, ini banyak sekali yang radikalisme itu," kata Wapres saat mengunjungi Pesantren Al-Jauharen di Jambi, Rabu (15/6/2022).

Baca Juga

Menurut Wapres, ajaran yang semestinya diajarkan kepada santri adalah paham yang bisa menerima hidup dalam tatanan kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni muslim yang Indonesia. Ia mengatakan, tak hanya muslim yang utuh tetapi juga memiliki semangat kebangsaan dan nasionalisme ke-Indonesiaan.

"Karena itu saya sering mengatakan bahwa orang muslim di Indonesia harus menjadi muslim kaffah, ada kesepakatan-kesepakatan nasional yaitu dalam NKRI. Jadi muslim yang Indonesia," ujar dia.

Dalam kunjungan tersebut, Wapres juga menyerahkan bantuan program santripreneur dari Badan Amal Zakat Nasional (Baznas) ke santri Pondok Pesantren Al Jauharen. Wapres pun berpesan agar para santri terus mengembangkan santripreneur atau semangat berwirausaha.

Wapres mengatakan, santri tidak hanya untuk menguasai ilmu agama saja tetapi juga diberi tanggung jawab untuk memakmurkan bumi. "Memakmurkan bumi ada berbagai kegiatan, di bisang ekonomi, bidang ada industri, pertanian, pertambangan, itu semua dalam rangka memakmurkan bumi," ujarnya.

Untuk itu, lanjut Wapres, santri juga harus memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab, agar bisa sukses berwirausaha perlu dibekali pengetahuan dan didukung digitalisasi.

"Maka kita harus membangun manusia-manusia yang selain memahami agama, dia juga mengerti bagaimana membangun pertanian, membangun usaha. Maka pesantren juga harus jadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement