REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Pada 16 Juni 1977, sekretaris pertama Partai Komunis Soviet, Leonid Ilych Brezhnev terpilih sebagai presiden Soviet Tertinggi (kini Rusia). Terpilihnya ia menjadi presiden maka dengan demikian menjadi kepala partai dan kepala negara.
Dalam sejarahnya yang dilansir laman History, Kamis (16/6/2022), sebagai seorang anggota Partai Komunis Soviet sejak 1931, Brezhnev adalah anak didik dan wakil pemimpin Soviet Nikita Khrushchev pada awal 1960-an. Namun, pada 1964, ia bergabung dalam kudeta partai yang menyingkirkan Khrushchev dari kekuasaan, dan ia diangkat sebagai sekretaris pertama menggantikan Khrushchev.
Sebagai sekretaris pertama, ia awalnya berbagi kekuasaan dengan Alexei Kosygin, yang menggantikan Khrushchev sebagai perdana menteri. Namun, Brezhnev terbukti sebagai pemimpin yang kuat, dan dia secara bertahap muncul sebagai tokoh utama dalam politik Soviet.
Pada 1968, setelah memerintahkan invasi Soviet ke Cekoslowakia, Sekretaris Pertama Brezhnev menyatakan apa yang disebut "Doktrin Brezhnev," yang menyatakan bahwa Uni Soviet dapat campur tangan dalam urusan negara Eropa Timur mana pun jika kekuasaan komunis terancam. Terlepas dari penindasannya terhadap reformasi demokrasi di Cekoslowakia dan negara-negara Blok Soviet lainnya, ia mempromosikan hubungan yang lebih dekat dengan Amerika Serikat dan Barat.
Pada 1976, Brezhnev menjadi pemimpin partai pertama sejak Joseph Stalin yang memegang gelar marshal Uni Soviet, pangkat militer tertinggi Uni Soviet. Ia menjadi pemimpin Soviet paling kuat sejak Stalin.
Lima tahun terakhir pemerintahannya ditandai oleh invasi dan pendudukan Uni Soviet yang mahal di Afghanistan dan kembalinya ketegangan Perang Dingin. Leonid Brezhnev meninggal pada 1982 dan digantikan oleh Yuri Andropov sebagai sekretaris jenderal (pertama).
