REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Dokumen yang dikirim oleh Swedia dan Finlandia ke Turki mengenai pengajuan keanggotaan mereka di NATO tidak memenuhi harapan Turki dan kekhawatiran ini perlu ditangani, kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Rabu (15/6/2022).
Cavusoglu menyatakan hal itu pada konferensi pers bersama dengan para menlu dari Norwegia dan Irlandia setelah pertemuan di ibu kota Turki, Ankara.
Selain tawaran negara-negara Nordik untuk memasuki aliansi beranggotakan 30 negara, para menteri juga bertukar pandangan tentang hubungan bilateral, perang di Ukraina dan situasi kemanusiaan di Suriah utara.
Menlu Turki mengatakan tanggapan Finlandia dan Swedia tidak mengatasi masalah Turki, dan Ankara telah memberi tahu Stockholm dan Helsinki, dan NATO tentang kekurangan mereka.
Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftarkan diri untuk bergabung dengan NATO pada 18 Mei, sebuah keputusan yang didorong oleh perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari.
Tetapi Turki, anggota lama aliansi, telah menyuarakan keberatan atas tawaran keanggotaan mereka, mengkritik negara-negara tersebut karena menoleransi dan bahkan mendukung kelompok-kelompok teror seperti PKK dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO).
Aksesi mereka membutuhkan persetujuan bulat dari semua 30 negara anggota NATO.
Pada akhir Mei, Turki mengadakan konsultasi dengan delegasi Swedia dan Finlandia mengenai pengajuan mereka di NATO. Namun Erdogan mengatakan pembicaraan belum "pada tingkat yang diinginkan."