Kamis 16 Jun 2022 12:27 WIB

China Berhasil Uji Coba Sistem Tenaga Surya Luar Angkasa

Realisasi tenaga surya berbasis ruang angkasa akan memakan waktu beberapa generasi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Matahari. ILustrasi. Para peneliti di Universitas Xidian di kota Xi’an, bagian utara China mengatakan telah berhasil menguji coba sistem tenaga surya berbasis ruang angkasa.
Foto: Dailymail
Matahari. ILustrasi. Para peneliti di Universitas Xidian di kota Xi’an, bagian utara China mengatakan telah berhasil menguji coba sistem tenaga surya berbasis ruang angkasa.

REPUBLIKA.CO.ID, Xi’AN -- Para peneliti di Universitas Xidian di kota Xi’an, bagian utara China mengatakan telah berhasil menguji coba sistem tenaga surya berbasis ruang angkasa.

Seorang jurnalis yang berspesialisasi dalam program luar angkasa China bernama Andrew Jones, menerbitkan laporan tersebut. Dia menulis tentang hal itu di SpaceNews pada 14 Juni 2022.

Baca Juga

Jones melaporkan bahwa Universitas Xidian melakukan uji tenaga surya luar angkasa melalui struktur baja setinggi 75 meter yang terletak di kampus selatan universitas. Struktur tersebut memiliki subsistem untuk menguji konsep tenaga surya berbasis ruang angkasa.

Menurut sebuah pernyataan dari Universitas Xidian, menara itu lulus “inspeksi penerimaan” pada 5 Juni 2022. Jadwal itu tiga tahun lebih cepat dari rencana semula.

“Fasilitas ini dirancang untuk mengumpulkan energi matahari dan mengubahnya menjadi listrik arus searah. Ini kemudian diubah menjadi gelombang mikro untuk transmisi melalui antena pada jarak 55 meter,” Jones melaporkan melalui SpaceNews, dilansir dari Earth Sky, Kamis (16/6/2022).

Hanya Permulaan

Uji coba itu adalah permulaan. Duan Baoyan, seorang ahli China terkemuka dalam tenaga surya berbasis ruang angkasa mengatakan penelitian tentang tenaga surya luar angkasa di Universitas Xidian saat ini sedang menjadi hot spot di dunia.

Namun, Duan Baoyan juga mencatat bahwa realisasi tenaga surya berbasis ruang angkasa akan memakan waktu beberapa generasi.

Jalan panjang menuju luar angkasa tenaga surya

Tenaga surya berbasis ruang angkasa berasal dari ide inovatif pada 1968 oleh pelopor insinyur ruang angkasa Peter Glaser. Dia mendapat ide untuk mengumpulkan energi dari sinar matahari di luar angkasa dan mengirimkannya ke Bumi melalui gelombang mikro.

Selanjutnya, gelombang mikro kemudian diubah menjadi energi listrik dan dipasok ke jaringan listrik dunia. Banyak penggemar luar angkasa yang mendukung gagasan tersebut pada 1970-an, ketika fisikawan Gerard O'Neill di Universitas Princeton memasukkan konsep Glaser ke dalam visinya untuk koloni luar angkasa.

Pada 1970-an, di Kompleks Komunikasi Luar Angkasa Goldstone di California, para ilmuwan berhasil melalui eksperimen transmisi daya gelombang mikro. Jadi, orang-orang telah berbicara tentang mengumpulkan tenaga surya di luar angkasa-dan mengirimkannya melalui gelombang mikro ke Bumi-selama beberapa dekade.

Para peneliti di seluruh dunia tidak berhenti mengerjakan masalah ini khususnya di Amerika Serikat (AS), China, Jepang dan di dalam Badan Antariksa Eropa (ESA)  dan Badan Antariksa Inggris (UKSA).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement