Kamis 16 Jun 2022 13:17 WIB

Capres Pilihan Nasdem akan Disampaikan Surya Paloh Desember Tahun Ini

DPP akan menyerahkan tiga bakal capres kepada ketua umum untuk dipilih satu nama. 

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) bersama Majelis Tinggi Partai Nasdem Jan Darmadi (tengah) dan Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate (kanan) menghadiri saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) bersama Majelis Tinggi Partai Nasdem Jan Darmadi (tengah) dan Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate (kanan) menghadiri saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Rabu (15/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPW Partai Nasdem Aceh, Taufiqulhadi, mengatakan, Partai Nasdem belum akan menentukan arah koalisi. Dalam rakernas ini DPW Partai Nasdem seluruh Indonesia hanya akan menyampaikan rekomendasi ke DPP Partai Nasdem. 

Setelah rekomendasi disampaikan, barulah DPP menyerahkan tiga bakal capres kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Dari tiga nama tersebut, satu nama yang akan direkomendasikan Nasdem akan dipilih oleh Surya Paloh pada Desember tahun ini.

Baca Juga

"Kami akan menetapkan dulu tiga orang dari lima orang, kemudian kita serahkan ke ketum dan akan dipikirkan oleh ketum hingga Desember untuk dipilih satu orang kemudian baru memikirkan koalisinya. Jadi kami tidak beranjak ke koalisi terlebih dahulu," kata Taufiqulhadi di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (15/6) malam.

Taufiqulhadi mengatakan, jika sebelum diputuskan satu orang, namun mulai ada kecenderungan koalisi dengan salah satu partai menurutnya hal itu merupakan proses biasa dalam politik.  Selain itu, dia memastikan, Partai Nasdem tidak terpikirkan untuk menjadikan calon independen hasil rekomendasi rakernas sebagai kader.

"Sampai sekarang ini, Partai Nasdem tidak pernah berpikir dari independen menjadi kader Nasdem," ucapnya.

Namun demikian, dia menilai, hal tersebut dalam politik biasa terjadi. Tergantung bagaimana kenyamanan calon tersebut.

"Saya katakan sekali lagi itu dalam politik boleh saja terjadi karena kita lihat bagaimana nyamannya calon tersebut dan partai tersebut mendukung calon tersebut. Itu biasa saja terjadi," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement