Kamis 16 Jun 2022 15:05 WIB

Puan Maharani Dapat Julukan 'Ning Maharani'

Puan sebut sang kakek yakni Presiden Soekarno memiliki kedekatan dengan keluarga NU.

Red: Teguh Firmansyah
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani (kiri) didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) menyampaikan keterangan saat jumpa pers Kickoff Meeting P20 di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/6/2022). Kickoff Meeting P20 itu mengangkat tema Stronger Parliament For Sustainable Recovery.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani (kiri) didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) menyampaikan keterangan saat jumpa pers Kickoff Meeting P20 di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/6/2022). Kickoff Meeting P20 itu mengangkat tema Stronger Parliament For Sustainable Recovery.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani mendapat julukan "Ning Maharani" dari para Gawagis yang merupakan perkumpulan para Gus-Gus atau kiai-kiai muda Nahdlatul Ulama se-Jawa Timur. Ning merupakan sebut untuk perempuan khas Surabaya.

"Karena berkumpul dan satu keluarga dengan Gus-Gus, maka dipanggil saja Ning (sebutan untuk perempuan/putri khas Surabaya) Maharani," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban, KH Maksum Faqih, dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Kamis.

Baca Juga

Gus Maksum, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa Puan dan Gawagis melakukan pertemuan silaturahim di Surabaya pada Rabu (15/6) malam.Hadir pada kesempatan tersebut antara lain Pengasuh Ponpes Darul Hikam Ponorogo KH Nabil Hasbullah, KH Moh Hasib Wahab (Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang), KH Moh Hisyam (Probolinggo), KH Nabil Hasbullah (Pondok Pesantren Darul Hikam Joresan Mlarak Ponorogo), dan beberapa kiai muda lainnya.

Gus Maksum mengibaratkan Puan Maharani kembali ke rumah yang telah dibangun oleh Bung Karno dan para Kiai NU."Ini seperti kembali ke rumah. Kalau kembali ke rumah harus nyaman sebagai satu keluarga. Makanya kami panggil Ning," ucap dia.

Gus Maksum pun berharap teladan Bung Karno sebagai sosok Nasional yang dekat dengan para ulama terus diteladani."Kaum santri dan nasionalis harus bersatu, harus dipertahankan. Insya Allah tidak akan ada yang menggoyahkan cita-cita Bung Karno," katanya.

Sementara itu, Puan menyebut pertemuan itu merupakan tradisi keluarga yang diturunkan dari orang tua.Presiden Pertama RI Soekarno yang juga sang kakek, kata Puan, memiliki kedekatan dengan keluarga NU semasa hidupnya.Termasuk dengan sang ibu, Megawati Soekarnoputri, yang punya hubungan baik dengan para ulama.

"Ini forum yang bagus untuk menjahit silaturahim para kakek-kakek kita. Dan sekarang kita generasi ketiga melanjutkan-nya," katanya."Dulu Bung Karno dan para kiai selalu bergandengan. Bu Mega dan Gus Dur seperti kakak-adik, ke mana-mana selalu rendengan. Kenapa kita tidak seperti itu sekarang?" tutur Puan menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement