REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Jaksa penuntut meminta hukuman pidana bersyarat 20 bulan kepada mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presisden UEFA Michel Platini terkait kasus korupsi di FIFA dalam sidang yang berlangsung Rabu (15/6/2022) kemarin. Keduanya menghadapi hukuman pidana hingga lima tahun penjara karena kesalahan pembayaran dua juta franc Swiss pada 2011.
Blatter terancam menerima konsekuensi hukum lain terkait kasus pidana yang diajukan oleh FIFA tahun 2020. Blatter dan tangan kanannya yakni mantan sekretaris jenderal FIFA Jerome Valcke menjadi tersangka dalam kasus dugaan salah urus proyek Museum SepakBola Dunia FIFA di pusat kota Zurich.
Sebelumnya, Pengadilan Pidana Federal Swiss di Bellinzona, Jaksa Thomas Hildbrand menyampaikan kepada tiga hakim bahwa Platini membayar kepada FIFA lebih dari 2,2 juta franc Swiss sebagai kompensasi. Namun Platini dan Blatter membantahnya. Saat itu, Platini sebagai Presiden UEFA sekaligus wakil FIFA yang diperkirakan akan menjadi pengganti Blatter pada 2015.
"Dakwaan jaksa hari ini sama sekali tidak berdasar. Perdebatan persidangan membuktikan bahwa prosedur pidana ini tidak memiliki alasan untuk ada,” kata Platini dalam bantahannya usai persidangan, dilansir dari Marca, Kamis (16/6/2022).
Menurut jaksa penuntut, tak ada dasar hukumnya bagi FIFA membayar tagihan Platini untuk bekerja sebagai penasihat presiden dalam masa jabatan pertama Blatter antara tahun 1998 dan 2022. FIFA juga membayar 229 ribu dolar AS pajak jaminan sosial di Zurich. Namun keduanya membantah melakukan kesalahan dan mereka mengeklaim mempunyai kesepakatan lisan pada tahun 1998 untuk Platini agar mendapatkan gaji tambahan.
Platini menandatangani kontrak pada Agustus 1999 untuk dibayar 300 ribu franc Swiss per tahun. Pembelaan keduanya sebelumnya kandas di komite etik FIFA yang melarang mereka beraktivitas di dunia olahraga dan memecat dari jabatannya.
Blatter mengatakan, FIFA memperhitungkan uang itu dengan benar. Adapun Platini mengeklaim tudingan itu terungkap pada September 2015 untuk menghalanginya berkampanye menjadi Presiden FIFA. Pada 2015 Blatter mengumumkan rencananya mengundurkan diri lebih awal sebagai dampak dari penyelidikan kasus korupsi. Kasus terpisah pun diselidiki terkait pembayaran yang melibatkan Platini.
Pekan lalu, Blatter dan Platini bersaksi dan diharapkan mereka membuat pernyataan penutup pada akhir persidangan 22 Juni. Proses pidana lainnya yang melibatkan Blatter dan Valcke sedang berlangsung.