Kamis 16 Jun 2022 16:25 WIB

Satgas Klaim Strategi Pengendalian Covid-19 dengan Penerapan Berlapis

Faktor yang membuat kenaikan kasus adalah terjadinya pelonggaran protokol kesehatan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Staf Ahli Menteri Kesehatan Alexander Ginting menyampaikan keterangan pers di halaman Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, Ahad (15/11). Dalam konferensi pers tersebut Satgas Covid-19 bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan serta mengurangi aktivitas yang menimbulkan kerumunan untuk menekan penyebaran covid-19. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Staf Ahli Menteri Kesehatan Alexander Ginting menyampaikan keterangan pers di halaman Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, Ahad (15/11). Dalam konferensi pers tersebut Satgas Covid-19 bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan serta mengurangi aktivitas yang menimbulkan kerumunan untuk menekan penyebaran covid-19. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kasubbid Dukungan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional, Alexander Ginting menyampaikan, pandemi Covid-19 belum berakhir sementara corona virus ini akan terus bermutasi dan menular. Pemerintah akan melanjutkan penerapan strategi pengendalian Covid-19 berlapis yang selama ini diimplementasikan.

"Sekarang kita masuk dalam penerapan prokes di tingkat desa dan kelurahan yang disebut skala mikro. Ini yang tidak boleh kemah. Sebab ini bagian dari sistem ketahanan negara," ujarnya dalam diskusi daring yang digelar Forum Merdeka Barat 9 bertema "Awas, Omicron Kembali Mengintai Indonesia" pada Kamis, (16/6/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, lonjakan kasus covid-19 yang terjadi disebabkan beberapa faktor. Pada Rabu (15/6/2022) kemarin, penambahan kasus Covid-19 menembus angka 1.242.

Kementerian Kesehatan menganalisis, penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia pada Mei 2022 ini adalah virus corona varian Omicron BA.4 dan BA.5. Infeksi virus corona varian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah terdeteksi di sejumlah wilayah sejak awal Mei 2022.

"Jadi memang benar bahwa setiap ada perubahaan varian, itu menyebabkan terjadi kenaikan kasus," ujar Alex.

Namun, dia meyakini, lonjakan kasus ini selain disebabkan oleh munculnya varian baru juga karena faktor lainnya seperti longgarnya penerapan protokol kesehatan di masyarakat.

"Tapi kenaikan kasus ini juga dibarengi oleh faktor-faktor lain. Salah satunya faktor yang membuat kenaikan kasus itu adalah terjadinya pelonggaran protokol kesehatan di masyarakat, individu, keluarga ataupun komunitas," katanya.

Faktor kedua, jelas Alex, seiring dengan semangat perbaikan dan pemulihan ekonomi yang menyebabkan terjadinya peningkatan mobilitas. Mobilitas ini, Alex mengakui, tertuang dalam surat edaran Satgas Covid-19 tentang Protokol Kesehatan bagi Pelaku Perjalanan Dalam Negeri Nomor 18 dan Surat Edaran Nomor 19 tentang Protokol Kesehatan bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri.

"Jadi ini juga memengaruhi terjadinya mobilitas yang tinggi. Artinya banyak orang Indonesia ke luar dan banyak orang luar masuk Indonesia. Dan seiring vaksinasi yang memadai, sudah optimal, sehingga banyak persyaratan-persyaratan seperti PCR dan lain-lain dialihkan ke vaksinasi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement