Pakar Sebut Indonesia Bisa Beralih Menuju Fase Endemi Covid-19
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Virus Covid-19 (ilustrasi) | Foto: www.wikimedia.org
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Laura Navika Yamani, menelisik kesiapan Indonesia menuju fase endemi Covid-19 seiring terkendalinya kasus Covid-19. Di mana Indonesia mulai menjajaki fase endemi, dengan mulai melonggarkan kebijakan protokol kesehatan.
Kendati demikian Laura mengingatkan, pelonggaran protokol kesehatan harus dilakukan dengan memperhatikan status kekebalan komunal (herd immunity) masyarakat.
“Jadi kebijakan pembebasan penggunaan masker itu bukan berarti bebas tanpa masker semua ya. Tapi kita juga memperhatikan dalam kondisi khusus. Misalnya, kelompok rentan atau berkegiatan di dalam ruangan yang padat orang dengan ruangan yang sempit. Jadi, tidak bisa 100 persen melepaskan protokol kesehatan,” ujarnya, Kamis (16/6/2022).
Ia lantas menjelaskan beberapa hal yang bisa dijadikan tolok ukur pengukuran kesiapan peralihan pandemi ke endemi. Yakni, melalui rate of transmission. Laura menyatakan, Covid-19 di Indonesia saat ini belum benar-benar hilang.
Hanya saja rate of transmission-nya sudah kurang dari satu yang menandakan tidak ada penyebaran. "Kalau lebih dari satu artinya masih ada penyebaran,” ujarnya.
Selain dari penilaian rate of transmission, pemantauan data kasus Covi-19 rawat inap di rumah sakit juga juga menurutnya harus diperhatikan. Laura juga mengatakan status imunitas masyarakat Indonesia bisa diasumsikan sudah mencapai herd immunity.
Artinya, sudah bisa menuju fase endemi Covid-19. “Kita bisa asumsikan mungkin sudah mencapai herd immunity, ya dengan program vaksinasi 70 persen yang sudah terlewati. Bahkan booster dan data serologi pengecekan antobodi bahwa populasi kita 90 persen sudah memiliki antibodi,” kata Laura.
Laura mengingatkan, masyarakat memegang peran penting dalam upaya peralihan pandemi menuju endemi Covid-19. Hal tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan kewaspadaan gejala, penerapan protokol kesehatan, dan penguatan status imunitas dengan pemenuhan gizi seimbang.
“Kewaspadaan itu tidak hanya untuk Covid-19, tapi segala infeksi. Peningkatan imunitas itu tidak hanya dengan vaksin ya, mungkin saat ini kita fokus pada vaksin tapi tidak tahu kedepannya kemunculan infeksi baru. Jadi, penting bagi kita mencegah hal tersebut dengan peningkatan imunitas,” kata dia.