REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank KB Bukopin Syariah (KBBS) sukses menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2021, Kamis (16/6/2022). Direktur Utama KBBS Hari Wurianto mengatakan RUPST berjalan dengan lancar dan menyetujui sejumlah agenda.
Agenda RUPST di antaranya Persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan termasuk Laporan Tugas Pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021. Selain itu, RUPST juga mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021.
RUPST juga memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya atau acquit et de charge kepada Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi Perseroan atas tindakan pengawasan dan pengurusan yang telah dilakukan dalam Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021. Dalam rapat dibahas juga Penunjukan Akuntan Publik untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Tahun Buku Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022.
"KBBS dengan dukungan penuh dari pemegang saham mayoritas KB Bukopin terus mengusung komitmen yang tinggi untuk terus tumbuh dan berkembang dalam hal pemenuhan kebutuhan masyarakat luas akan jasa layanan perbankan syariah," kata Hari setelah RUPST, Kamis.
Menurutnya, dalam menjaga stabilitas menuju persaingan pasar yang semakin tinggi, KBBS telah melakukan transformasi budaya. Transformasi dilakukan sebagai upaya untuk menghadapi berbagai tantangan dan dinamika bisnis.
KBBS juga terus melakukan transformasi secara berkelanjutan. Pada tahun 2021 telah dilakukan perubahan nama dan logo perusahaan dari Bank Syariah Bukopin menjadi Bank KB Bukopin Syariah seiring dengan beralihnya kepemilikan saham mayoritas perusahaan induk kami ke KB Kookmin Bank yang menandai transformasi perusahaan.
Per Maret 2022, KBBS berhasil mencatatkan laba yang tumbuh sebesar 90,5 persen menjadi sebesar Rp 231 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 121 juta. KBBS memfokuskan strategi pada pertumbuhan pembiayaan yang sehat dan menata perbaikan struktur pendanaan.
"Selain itu kita juga terus memperkuat sektor permodalan, melakukan perbaikan kualitas pada aktiva produktif, melakukan pengembangan produk yang relevan dengan kebutuhan setelah melakukan identifikasi permintaan pasar," katanya.
Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kuartal I 2022 juga terus meningkat dengan sangat pesat. DPK perusahaan terus mengalami kenaikan sebesar 8,56 persen (yoy) menjadi Rp 4,98 triliun. NPF KBBS juga tercatat membaik, menjadi sebesar 3,78 persen per 31 maret 2022, turun dari angka 4,94 persen (yoy).