Kamis 16 Jun 2022 17:19 WIB

Kemenkes Optimistis Mampu Tekan Laju Lonjakan Kasus Covid-19

Pemicu terjadinya lonjakan kasus Covid-19 adalah kemunculan varian baru Covid-19.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Lonjakan Kasus Covid-19. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menjelaskan, pemicu terjadinya lonjakan kasus Covid-19 adalah kemunculan varian baru Covid-19.
Foto: republika/mgrol100
Ilustrasi Lonjakan Kasus Covid-19. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menjelaskan, pemicu terjadinya lonjakan kasus Covid-19 adalah kemunculan varian baru Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menjelaskan, pemicu terjadinya lonjakan kasus Covid-19 adalah kemunculan varian baru Covid-19. Seperti halnya ketika dunia menghadapi varian omicron dan delta beberapa bulan lalu.

"Sekarang pun, kenaikan kasus yang terjadi dipengaruhi oleh munculnya varian baru Omicron BA.4 dan BA.5," terang Syahril dalam diskusi daring yang digelar Forum Merdeka Barat 9 bertema "Awas, Omicron Kembali Mengintai Indonesia", pada Kamis (16/6/2022).

Baca Juga

Namun, Syahril mengaku optimistis, pemerintah mampu menekan laju lonjakan kasus sehingga tidak terjadi seperti ketika Indonesia menghadapi varian omicron dan delta beberapa bulan lalu. Diketahui, pada Rabu (15/6/2022) kemarin, penambahan kasus Covid-19 menembus angka 1.242.

Syahril mengatakan, meskipun kasus melonjak, positivity rate yang menjadi indikator penilaian dalam pengendalian kasus Covid-19 masih di bawah standar WHO. Berdasarkan standar yang ditetapkan WHO, Indonesia dinilai masih aman karena masih berada di bawah angka lima persen.

"Standar WHO adalah di bawah lima persen. Kita sampai dengan saat ini masih 2,15 persen untuk positivity rate. Walaupun saat ini ada kenaikan kasus, angka hospitalitynya masih rendah," terang Syahril.

Untuk angka kematian juga masih rendah. Hal ini menunjukan bahwa kenaikan kasus yang mungkin banyak disebabkan oleh varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 tidak separah varian omicron, apalagi delta.

"Pengendalian kita adalah bagaimana individu tidak terinfeksi. Dan kalaupun tertular, dapat melakukan isolasi mandiri. Sehingga mengurangi angka hospitalisasi, kecuali bagi yang komorbid untuk mengendalikan komorbidnya itu," tegasnya.

Syahril berpesan kepada masyarakat agar tidak terlalu panik dalam menyikapi kondisi lonjakan kasus Covid-19. Pun, ketika kasus mengalami penurunan agar tidak terlalu bereuforia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement