REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Pejabat Badan Antariksa Amerika (NASA) mengonfirmasi Senin (20/6/2022) sebagai tanggal uji pra-penerbangan terakhir dari roket Space Launch System (SLS) generasi berikutnya dan pesawat ruang angkasa Orion.
Uji yang disebut wet dress rehearsal akan berlangsung di landasan peluncuran di Kennedy Space Center. Uji ini melibatkan para insinyur yang mengisi booster dengan bahan bakar dan melakukan hitungan mundur peluncuran.
Tes yang akan datang sangat penting karena mengikuti upaya yang gagal pada bulan April ketika latihan memunculkan sejumlah masalah teknis yang harus diperbaiki.
Meskipun pengembangan roket telah dilakukan bertahun-tahun, miliaran dolar akan dihabiskan untuk proyek tersebut, kepala NASA Bill Nelson bersikeras bahwa timnya tidak akan mengirim SLS ke angkasa sampai benar-benar yakin akan kesiapannya untuk terbang.
“Kami tidak akan terbang sampai aman,” kata Nelson baru-baru ini, dilansir dari Digital Trends, Kamis (16/62022).
Jika tidak ada anomali yang terjadi dengan latihan minggu depan, NASA akan meluncurkan SLS pada misi uji pertamanya, yang disebut Artemis I, mungkin pada awal Agustus. Penerbangan tanpa awak akan melibatkan roket SLS yang menggerakkan kapsul Orion menuju bulan.
Misi Artemis I yang berhasil akan membuka jalan bagi penerbangan Artemis II yang di mana Orion akan mengikuti rute yang sama mengelilingi bulan.
Setelah itu, misi Artemis III yang sangat dinanti akan berusaha untuk mendaratkan wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama di permukaan bulan yang juga akan menjadi pendaratan di bulan pertama sejak misi Apollo 17 pada tahun 1972. NASA belum dalam posisi yang tepat untuk menawarkan tanggal pasti untuk peluncuran Artemis III, meskipun saat ini menargetkan tidak lebih awal dari tahun 2025.
Program Artemis menandai era baru dalam penjelajahan bulan oleh manusia. Sebagian dari tujuan misi ini adalah untuk membangun pangkalan bulan permanen untuk masa tinggal yang lebih lama. Upaya itu dipandang sebagai batu loncatan untuk misi astronaut pertama ke Mars, yang menurut badan antariksa itu bisa terjadi pada akhir 2030-an.