REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk saat ini masih terus melakukan negosiasi dan menjalankan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan selalu menyampaikan kepada kreditur pemulihan industri penerbangan akan terjadi sampai 2030.
"Bisnis kan kami anggap realistis karena mmebandingkan dan memasukkan asumsi pemulihan industri ini. Yang ingin saya sampaikan kami percaya industri akan membaik," kata Irfan di Jakarta, Kamis (16/6/2022).
Irfan memastikan Garuda juga percaya pemulihan akan terjadi dengan fokus ke rute domestik. Sementara untuk rute internaisonal juga akan tetap difokuskan namun hanya kepada yang menguntungkan saja untuk kondisi saat ini.
Dia menegaskan saat ini manajemen menargetkan proses PKPU dapat segera selesai. "Dengan jumlah pesawat yang kami miliki ditambah hasil PKPU ini, kami akan meningkatkan menambah jumlah pesawat sesuai dengan kesepakatan lessor," tutur Irfan.
Untuk itu, Irfan menegaskan sangat menginginkan proses PKPU cepat selesai. Setelah status PKU tercapai dan sudah ada kespakatan yang diperoleh, Irfan memastikan Garuda Indonesia dapat meraih momentum pemulihan industri penerbangan.
Terlebih, Irfan menilai saat ini tengah menghadapi situadi demand penerbangan tinggi. "Kami tidak mau kehilangan kesempatan itu. Yang biasa naik Garuda terus karena jumlah pesawat kita terbatas pindah ke maskpaai lain," ucap Irfan.
Proses voting PKPU maskapai Garuda Indonesia akan berlangsung besok, Jumat (17/6/2022). Saat ini Garuda Indonesia yakin sudah mengantongi dukungan kreditur hingga melebih 50 persen. Sementara target minimal suara yang didapatkan harus mencapai 67 persen.
"Ini harus diakui ini restrukturisasi yang kompleks. Kita kan lelah karena ini melelahkan," tutur Irfan.