Kamis 16 Jun 2022 18:35 WIB

Dalam Lima Bulan, Bencana di Sukabumi Sebabkan Kerugian Rp 6,4 Miliar

Kejadian bencana paling tinggi terjadi pada Februari 2022 sebanyak 35 kali.

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kedua kiri) membantu relawan membungkus nasi saat meninjau warga terdampak bencana banjir di Kampung Tugu, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (18/2/2022). Mensos membagikan bantuan logistik berupa alat kebersihan, makanan siap saji, pakaian anak, pakaian dewasa serta tenda serbaguna kepada warga terdampak bencana banjir dan uang santunan untuk keluarga korban meninggal di Kampung Tugu
Foto: ANTARA/Iman Firmansyah
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kedua kiri) membantu relawan membungkus nasi saat meninjau warga terdampak bencana banjir di Kampung Tugu, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (18/2/2022). Mensos membagikan bantuan logistik berupa alat kebersihan, makanan siap saji, pakaian anak, pakaian dewasa serta tenda serbaguna kepada warga terdampak bencana banjir dan uang santunan untuk keluarga korban meninggal di Kampung Tugu

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Kejadian bencana di Kota Sukabumi dalam kurun waktu Januari hingga Mei 2022 menyebabkan kerugian yang cukup besar. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi jumlah kerugian akibat bencana dalam lima bulan ditaksir mencapai Rp 6,4 miliar.

Data BPBD Kota Sukabumi menyebutkan, sebanyak 68 kali kejadian bencana menerjang Kota Sukabumi di sepanjang Januari hingga Mei 2022. Dampaknya bencana yang kebanyakan banjir dan tanah longsor ini menyebabkan sebanyak 604 unit rumah dan 54 orang jiwa terdampak.

Baca Juga

'' Berbagai kejadian bencana mengakibatkan kerugian ditaksir mencapai total sekitar Rp 6.427.970.000,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami kepada Republika, Kamis (16/6/2022). Di mana kerugian terbesar akibat bencana banjir yakni sebesar Rp 4.966.220.000.

Berikutnya kata Zulkarnaon, bencana longsor menyebabkan kerugian Rp 817.250.000 dan kebakaran pemukiman Rp 350.000.000. Selanjutnya cuaca ekstrem Rp 201.500.000, kebakaran transportasi Rp 70.000.000, angin kencang Rp 16 juta, dan gempa bumi Rp 7.000.000.

Sementara wilayah yang paling banyak mengalami kerugian adalah Kecamatan Baros Rp 2.581.000.000 dan Kecamatan Cibeureum Rp 2.168.220.000. Berikutnya Kecamatan Cikole Rp 496.750.000, Citamiang Rp 354.000.000, Lembursitu Rp 336.000.000, Warudoyong Rp 285.000.000, dan Gunungpuyuh Rp 200.000.000.

Lebih lanjut Zulkarnain merinci dalam kurun waktu lima bulan tersebut bencana terdiri dari banjir sebanyak 22 kali, tanah longsor sebanyak 20 kali, cuaca ekstrem sebanyak 11 kali, dan kebakaran pemukiman sebanyak 9 kali. Selanjutnya gempa bumi sebanyak 3 kali, angin topan atau beliung sebanyak 2 kali, dan kebakaran transportasi sebanyak 1 kali.

" Bencana banjir dan tanah longsor paling banyak terjadi selama kurun lima bulan terakhir," ujar Zulkarnain. Dampak dari bencana ini yakni rumah terdampak sebanyak 604 unit dan warga terdampak 54 orang jiwa.

Selain itu ada satu orang meninggal dunia, 2 orang luka ringan, dan 6 orang mengungsi. Berbagai kejadian bencana mengakibatkan kerugian ditaksir mencapai total sekitar Rp 6.427.970.000.

Menurut Zulkarnain, kejadian bencana paling tinggi terjadi pada Februari 2022 sebanyak 35 kali. Rinciannya banjir 22 kejadian, cuaca ekstrem 3 kali, dan longsor sebanyak 10 kejadian.

Selanjutnya kejadian tertinggi pada bulan Januari 13 kejadian dan Mei sebanyak 11 kejadian. Berikutnya Maret sebanyak 5 kejadian dan April 4 kejadian.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Whardhani mengatakan, BPBD terus berupaya melakukan upaya pencegahan dan pengurangan resiko terjadinya bencana. Langkah tersebut dengan melibatkan semua elemen masyarakat dan relawan dalam upaya penanganan dan pencegahan terjadinya bencana berbasis masyarakat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement