Kamis 16 Jun 2022 19:37 WIB

Konsumsi Karbohidrat Berlebihan Picu Risiko Kanker Payudara

Mengurangi asupan karbohidrat olahan dapat membantu pencegahan kanker.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Memilih makanan sehat (ilustrasi). Mengurangi asupan karbohidrat olahan dapat membantu pencegahan kanker.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Memilih makanan sehat (ilustrasi). Mengurangi asupan karbohidrat olahan dapat membantu pencegahan kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tubuh sangat membutuhkan asupan karbohidrat, namun jika jumlahnya berlebihan, itu dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Lewat sebuah studi terbaru, para ahli telah memperingatkan bahwa risikonya bisa naik sebanyak 20 persen.

Karbohidrat yang dimaksud adalah yang berasal dari refined grain atau biji-bijian olahan, berupa produk seperti sereal, biskuit, dan kue kering. Kentang, nasi putih, jus buah, serta makanan dan minuman manis juga disarankan makan secukupnya saja.

Baca Juga

Para peneliti fokus pada perbedaan antara makanan nabati yang sehat, seperti biji-bijian, buah, sayuran, dan kacang-kacangan alami tanpa pemrosesan, dibandingkan dengan karbohidrat 'tidak sehat'. Tim memantau data pada lebih dari 65 ribu perempuan pascamenopause.

Kondisi mereka dilacak selama lebih dari dua dekade. Hasilnya, peserta yang menyantap makanan sehat memiliki risiko 14 persen lebih rendah terkena kanker payudara. Sementara, peserta dengan pola makan tidak sehat memiliki risiko kanker payudara 20 persen lebih tinggi.

Temuan didapati konsisten di semua subtipe kanker payudara. Perlu diketahui bahwa para perempuan yang diteliti harus mengisi kuesioner diet selama rata-rata 21 tahun. Selama penelitian, 3.968 perempuan didiagnosis mengidap kanker payudara.

Hasil lengkap studi akan dipresentasikan pada acara "Nutrition 2022 Live Online". Salah satu peneliti, Sanam Shah, menyampaikan bahwa mengurangi asupan karbohidrat olahan dapat membantu pencegahan kanker. Namun, penelitian lanjutan diperlukan untuk menilai hubungan antara diet dan risiko kanker pada populasi yang beragam, khususnya untuk menentukan kausalitas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement