REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berupaya melakukan transformasi ekonomi dalam rangka meraih visi jangka panjang untuk menjadi negara maju pada 2045. Hal ini dilakukan melalui Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru sebagai salah satu penggerak transformasi ekonomi Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pembangunan IKN akan menjaga dan memperkuat momentum pemulihan. Hal ini mengingat peranan dari swasta dalam dan luar negeri bisa ikut dalam mengayun dan memperkuat pemulihan ekonomi tersebut.
"Dari sisi (pembangunan) IKN yaitu bagaimana Indonesia bisa semakin menyeimbangkan pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selama ini lebih dari 50 persen selalu sangat tergantung kepada Pulau Jawa," ujarnya, Kamis (16/6/2022).
Sri Mulyani menyadari pondasi utama lain juga perlu disiapkan, yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dimulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur birokrasi hingga transformasi ekonomi.
"Yang paling penting di dalam sebuah pembangunan tentu (desain) awalannya, bagaimana kita mendesain sebuah Ibu Kota Negara yang tidak hanya mampu menciptakan confidence tetapi juga keinginan untuk menarik partisipasi masyarakat, dunia usaha, maupun bahkan internasional," ucapnya.
"Kalau kita lihat salah satu fondasi dari perekonomian kita yang masih membutuhkan perhatian sangat besar adalah dari sisi produktivitas," ucapnya.
Menurutnya transformasi ekonomi bisa menciptakan nilai tambah. Dia mencontohkan sektor manufaktur yang sekarang ini terlihat banyak sekali melakukan upaya hilirisasi, sehingga nilai tambah dari banyak komoditas yang dimiliki Indonesia bisa muncul dan dengan demikian bisa memperkuat perekonomian.
"Tidak hanya menciptakan tambahan kesempatan kerja, tapi kita juga bisa ekspor, sehingga neraca pembayaran kita sekarang ini dalam posisi surplus, current account maupun trade account-nya. Itu menambah daya tahan kita," tuturnya.