Jumat 17 Jun 2022 03:35 WIB

Hasto Minta PDIP Berbeda dengan PKS dan Demokrat

Hiruk-pikuk Pemilu 2024 tak dibawa terlalu dini dalam pembicaraan saat ini.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto saat jeda rapat koordinasi kepala daerah PDIP, Kamis (16/6).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto saat jeda rapat koordinasi kepala daerah PDIP, Kamis (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan, seluruh kader harus memprioritaskan masyarakat. Ia meminta agar hiruk-pikuk pemilihan umum (Pemilu) 2024 tak dibawa terlalu dini dalam pembicaraan saat ini.

"Ini yang harus masuk dalam diskursus, bagaimana setiap partai politik punya agenda, menyiapkan visi-misi bagi seluruh partainya di dalam Pemilu 2024," ujar Hasto dalam pidato pembukaan rapat koordinasi kepala daerah di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Kamis (16/6).

"Ini yang harusnya dikontestasikan, apa beda PDI Perjuangan dengan PKS, apa beda PDI Perjuangan dengan Demokrat. Itu yang seharusnya dilihat menjadi bagian dari wacana publik yang mencerdaskan kehidupan bangsa, sambungnya.

PDIP, jelas Hasto, memiliki rekam jejak panjang dalam perpolitikan nasional. Berbagai macam godaan kekuasaan juga berhasil ditolak pihaknya dan menjadi ideologi yang justru memenangkan PDIP dalam pemilihan umum (Pemilu) 2014 dan 2019.

"Karena keyakinan politik kita pada zaman Pak SBY, kita lebih memilih di luar pemerintahan dan ternyata kita tetap eksis dan bahkan menang pemilu pada tahun 2014 dan tahun 2019. Dan kita akan menang lagi saudara-saudara sekalian dengan dukungan rakyat," ujar Hasto.

Kata dia, Indonesia harus siap dengan ancaman krisis pangan yang terjadi pasca pandemi Covid-19, konflik Rusia-Ukraina, dan kondisi geopolitik dunia. PDIP dan para kepala daerah haruslah memprioritaskan masyarakat, terutama dalam menghadapi ancaman krisis pangan yang berpotensi terjadi.

"Ini yang harus dipahami oleh kepala daerah kita, perang ekonomi, perang dagang. Kemarin Bapak Presiden saat ketemu dengan Ibu Mega menegaskan bahwa ancaman krisis pangan ini merupakan hal yang serius," ujar Hasto.

Diketahui, 192 kader PDIP yang menjabat sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah hadir dalam rapat konsolidasi dan koordinasi tersebut. Terlihat hadir juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Medan Bobby Nasution, dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

PDIP juga tengah bersiap menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2021 yang dilaksanakan pada 2022. Forum tersebut dilaksanakan pada 21 hingga 23 Juni mendatang, yang akan membahas perkembangan geopolitik nasional dan dunia.

"Dampak belum selesai kemudian muncul perang Rusia-Ukraina, kita diingatkan oleh Bu Megawati bahwa ini merupakan hal yang harus disikapi dampaknya buat kita," ujar Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement