Inovasi Mahasiswa Universitas Brawijaya Ini Bisa Memperpanjang Masa Simpan Telur

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin

Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) memamerkan karya inovasinya bernama MPUS. Inovasi ini bisa dimanfaatkan untuk memperpanjang masa simpan telur.
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) memamerkan karya inovasinya bernama MPUS. Inovasi ini bisa dimanfaatkan untuk memperpanjang masa simpan telur. | Foto: Republika/Wilda Fizriyani

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berhasil menciptakan inovasi bernama Modern Sterilization Plasma Utility System' (MPUS). Salah satu keuntungan dari inovasi ini, yakni memperpanjang masa simpan telur hingga 30 hari. 

Perwakilan tim, Hariyati mengatakan, inovasi timnya sebenarnya fokus pada sterilisasi telur. "Jadi nama alatnya MPUS, itu kepanjangan dari modern sterilization plasma utility system," kata mahasiswa Program Studi Magister Teknologi Pertanian UB ini kepada Republika, Kamis (16/6/2022).

Saat dinyalakan, alat MPUS akan menyemprot ozon pada telur yang disimpan. Kandungan ini akan membunuh bakteri salmonella pada telur. Dengan demikian proses penyimpanan telur bisa semakin lama hingga satu bulan.

Menurut Hariyati, ide pembuatan MPUS sendiri berasal dari cerita teman dekatnya. Orang tua temannya mengatakan masa simpan telur selama ini tidak bagus. Hal ini karena terpengaruh suhu dan kelembaban udara. 

Baca Juga

Pada umumnya, masa simpan telur sekitar dua pekan. Saat memasuki waktu tersebut, telur apabila diukur dengan uji apung, maka akan terapung di atas air. Jika hal ini terjadi, maka kualitas telur sudah tidak terlalu bagus.

"Dari sini, kita berinovasi untuk membuat alat tersebut yang ditargetkan bisa memperpanjang masa simpan telur," kata perempuan berhijab ini.

Inovasi MPUS sudah mulai dikembangkan sejak 2017 lalu. Namun karena masih belum sempurna, Hariyati dan tim terus berusaha mengembangkannya. Terlebih, dia memiliki target agar alat tersebut bisa digunakan oleh para peternak telur.

Selain itu, Hariyati mengaku masih banyak kekurangan pada inovasi karya timnya. Pasalnya, MPUS hanya bisa mempertahankan masa simpan telur lebih lama. Namun timnya belum bisa mempertahankan bobot yang baik untuk telur. 

"Karena kita tahu kalau beli telur pasti beratnya yang kita cari, itu yang bikin harganya berubah. Tapi untuk di ozon sendiri, pada umumnya lebih ke masa simpan telur. Untuk bobot mengalami penurunan karena masa simpan meksipun proteinnya masih bagus," kata dia menambahkan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Empat Prodi Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Raih Akreditasi Internasional

Mahasiswa Universitas Brawijaya Juara Nasional Islamic Law Fair

Universitas Brawijaya Bakal Tambah Dua Profesor Baru dari FT dan FTP

UB: Mahasiswa yang Ditangkap Densus 88 Tergolong Cerdas 

Peserta UTBK di Universitas Brawijaya Mencapai 19.487 Orang

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark