Kamis 16 Jun 2022 20:51 WIB

WHO Siapkan Ribuan Tes Cacar Monyet untuk Afrika 

Afrika harus bersiap untuk menggelar vaksinasi jika diperlukan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang dalam proses pengadaan ribuan tes penyakit cacar monyet untuk Afrika. Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti mengatakan, benua tersebut harus siap menggelar vaksinasi jika diperlukan.
Foto: (CDC via AP)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang dalam proses pengadaan ribuan tes penyakit cacar monyet untuk Afrika. Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti mengatakan, benua tersebut harus siap menggelar vaksinasi jika diperlukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang dalam proses pengadaan ribuan tes penyakit cacar monyet untuk Afrika. Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti mengatakan, benua tersebut harus siap menggelar vaksinasi jika diperlukan.

Direktur Pelaksana Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika Ahmed Ogwell Ouma mengungkapkan, tahun ini terdapat 1.597 kasus dugaan cacar monyet yang ditemukan di Afrika. Sebanyak 66 orang meninggal. Dengan kondisi tersebut, Ouma menilai, Afrika perlu diprioritaskan dalam program vaksinasi.

Baca Juga

“Posisi kami adalah bahwa vaksinasi adalah alat penting dan perlu dimulai di sini, di Afrika. Di sini bebannya lebih besar, risikonya lebih tinggi, dan penyebaran geografisnya lebih luas,” kata Ouma dala pengarahan pers, Kamis (16/6/2022), dikutip laman Aljazirah.

Dia mengungkapkan, sejumlah negara Afrika yang sudah mengonfirmasi penemuan kasus cacar monyet adalah Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Kongo, Nigeria, Maroko, Ghana, Liberia, Sierra Leone, dan Republik Demokratik Kongo.

Saat ini WHO sedang merancang mekanisme pembagian vaksin baru untuk mencegah penyebaran penyakit cacar monyet. Penyakit tersebut diketahui telah menyebar ke negara-negara non-endemik, termasuk Eropa dan Amerika.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mengungkapkan, lembaganya sedang mengembangkan inisiatif untuk akses yang adil ke vaksin dan perawatan penyakit cacar monyet. Mekanismenya diharapkan siap dalam beberapa pekan mendatang.

Vaksin cacar diperkirakan 85 persen efektif melawan cacar monyet. Direktur WHO untuk Eropa Hans Kluge menyampaikan kekhawatirannya tentang penyebaran cacar monyet di Benua Biru. “Eropa tetap menjadi pusat wabah yang meningkat ini, dengan 25 negara melaporkan lebih dari 1.500 kasus atau 85 persen dari total global,” ungkap Kluge, Rabu (15/6/2022).

Pada saat bersamaan, Kluge pun prihatin dengan beberapa negara kaya yang berusaha memborong lebih banyak vaksin cacar tanpa mendiskusikan pasokan untuk Afrika, wilayah endemik cacar monyet. Dia mendesak para pemerintah melakukan pendekatan pemberantasan cacar monyet tanpa mengulangi kesalahan pandemi. Kendati demikian, Kluge tidak mengabaikan kemungkinan bahwa negara-negara seperti Inggris yang saat ini memiliki jumlah kasus cacar monyet terbesar di luar Afrika, akan menerima vaksin melalui mekanisme WHO.

Keputusan WHO untuk merancang mekanisme pembagian vaksin dipertanyatakan sejumlah pakar asal Afrika. Mereka mengkritisi mengapa kebijakan demikian tidak pernah diterapkan untuk negara-negara di Afrika tengah dan barat. “Tempat untuk memulai vaksinasi apa pun harus di Afrika dan bukan di tempat lain,” kata Plt Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika Dr Ahmed Ogwell.

Dia mengingatkan, saat ini Afrika masih berjuang melawan wabah cacar monyet. Tahun ini sudah ada 72 kematian di sana, termasuk 1.500 kasus yang dicurigai. Menurut Ogwell, kondisi di Afrika lebih kritis jika dibandingkan dengan negara-negara kaya yang telah melaporkan penemuan kasus cacar monyet. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement