Jumat 17 Jun 2022 09:27 WIB

Kementan Pastikan Vaksin PMK Tahap Kedua Tiba Kamis Malam Melalui Bandara Soetta

Vaksin PMK akan diprioritaskan di sumber perbibitan dan sentra peternakan sapi perah

Red: Christiyaningsih
Dokter hewan dari Pusat Veteriner Farma (Putvetma) Surabaya mempersiapkan vaksin wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk sapi di kandang kawasan Taman, Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (14/6/2022).
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Dokter hewan dari Pusat Veteriner Farma (Putvetma) Surabaya mempersiapkan vaksin wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk sapi di kandang kawasan Taman, Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (14/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pengiriman vaksin tahap kedua akan tiba pada Kamis (16/6/2022) melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Vaksin hewan ternak yang dikirim dari Prancis ini nantinya akan dipropritaskan untuk hewan sehat yang berada di zona merah dan kuning.

"Namun mengingat jumlah vaksin yang masih sangat terbatas maka penyuntikan akan diprioritaskan pada hewan sehat yang ada di wilayah sumber perbibitan dan sentra peternakan sapi perah," ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, Kamis (16/6/2022).

Baca Juga

Menurut Kuntoro, mekanisme pendistribusian vaksin tahap kedua ini akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dinas peternakan, dan para pengawas di lapangan agar dalam proses pendistribusiananya tepat sasaran dan berjalan efektif.

"Untuk mempercepat vaksinasi massal, Kementan telah menggelar training of trainers guna melatih dan mempersiapkan tenaga kesehatan hewan, medik para medik, serta medik veteriner agar mereka mampu melatih dan mengajarkan kepada para tenaga kesehatan lainnya di daerah masing-masing," katanya.

Namun di sisi lain, kata Kuntoro, pemerintah menghimbau agar para peternak mau menerapkan bio security kandang untuk mengurangi lalu lintas hewan ternak serta mengikuti protokol kesehatan yang disampaikan petugas di lapangan. "Para peternak ditekankan tentang pentingnya penerapan bio security sederhana pada saat vaksinasi untuk menghindari kemungkinan petugas menjadi pemicu penyebaran penyakit yang lebih luas," katanya.

Kuntoro menambahkan, upaya lain yang juga telah dilakukan Kementan adalah melakukan respons cepat dan responsif dengan melakukan penelusuran kasus PMK sejak kasus tersebut pertama kali ditemukan. Kemudian dalam hitungan hari, pemerintah berhasil menemukan sterotip dari virus PMK yang ada sehingga produksi dan pengadaan vaksin dapat dilakukan sesuai kebutuhan.

"Jadi kami sampaikan bahwa terkait adanya anggapan pemerintah kurang responsif dan abai terhadap kajian epidemolog itu tidak benar. Apalagi upaya penanganan dan pengobatan di lapangan juga sudah kami lakukan pada ternak bergejala ringan dan berat. Namun mengingat penularan virus yang bersifat airbone dan dapat menular dengan cepat hingga radius 10 kilometer, maka penyebaran PMK memang sangat tinggi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement