REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) pada Rabu (15/6/2022) mengajukan tuntutan federal atas kejahatan kebencian terhadap pelaku penembakan di Buffalo, New York. Menurut dakwaan, Payton Gendron (18 tahun) menghadapi 26 tuduhan kejahatan kebencian dan pelanggaran senjata api.
Pada 14 Mei lalu, Gendron melakukan penembakan secara brutal di Tops Friendly Market, Buffalo yang menewaskan 10 orang Afrika-Amerika. Gendron yang merupakan pria kulit putih, melakukan penembakan tersebut atas dasar kebencian rasial.
Menurut dakwaan, saat melakukan aksinya, Gendron menoleh ke korban laki-laki kulit putih yang telah ditembak di kakinya. Gendron kemudian mengatakan, "maaf", sebelum melanjutkan aksi penembakannya. Gendron berpotensi menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah.
"Kami akan memerangi kejahatan kebencian tanpa henti, dan mendukung komunitas yang diteror oleh mereka, dan meminta pertanggungjawaban kepada mereka yang melakukannya," kata Jaksa Agung Merrick Garland.
Pada Rabu (15/6), Garland melakukan perjalanan ke lokasi penembakan dan bertemu dengan keluarga para korban. Gendron sudah menghadapi kemungkinan hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat atas 25 dakwaan di negara bagian New York, termasuk pembunuhan tingkat pertama dan tingkat kedua, terorisme domestik yang didorong oleh kebencian rasial. Namun Gendron telah mengaku tidak bersalah.
Seorang pengacara yang mewakili Gendron dalam kasus negara bagian tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Gendron membunuh 10 orang dan melukai tiga orang lainnya dalam penembakan di lingkungan yang didominasi orang Afrika-Amerika di Buffalo. Polisi mengatakan, Gendron menyerah kepada petugas di dalam toko kelontong.
Gendron menyiarkan penembakan itu secara real time di layanan streaming Twitch. Dia mengunggah tulisan mengenai supremasi kulit putih sebelum serangan. Gendron mengatakan, dia telah terinspirasi oleh pembunuhan massal bermotivasi rasial sebelumnya.
FBI menemukan catatan tulisan tangan di kamar tidur Gendron. Dalam catatan itu, Gendron meminta maaf kepada keluarganya karena melakukan penembakan tersebut. Gendron juga dan mengatakan, dia harus melakukan serangan ini untuk masa depan ras kulit putih. FBI juga menemukan sketsa yang tampak seperti tata letak Tops Friendly Market.