REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh ke zona merah setelah ditutup menguat pada perdagangan kemarin. IHSG dibuka melemah ke level 6.987,75 dan terus terpangkas hingga lebih dari 1 persen.
Penurunan IHSG didorong oleh terkoreksinya saham-saham blue chip terutama dari komoditas energi dan tambang. ADMR dan ADRO turun sebesar 5 persen, lalu disusul ITMG dan PTBA yang melemah 2 persen.
Selain itu, saham raksasa teknologi GOTO juga masuk dalam daftar top losers dengan terkoreksi sebesar 3,57 persen. Pada awal perdagangan hari ini, Jumat (17/6/2022), GOTO turun ke posisi 378 setelah sebelumnya sempat menyentuh level 416.
Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan berpotensi melemah hari ini. "Indeks saham di Asia pagi ini dibuka turun tajam mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street yang tertekan oleh aksi jual akibat munculnya ketakutan mengenai resesi," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (17/6/2022).
S&P 500 turun ke level terendah sejak Desember 2020. Sementara Nasdaq anjlok lebih dari 4 persen. Sejak awal tahun, Nasdaq telah turun 30 persen. Sedangkan DJIA turun ke bawah 30.000 untuk pertama kali sejak Januari 2021.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun lebih dari 15 bps menjadi 3,24 persen. Bank sentral di seluruh dunia memberi indikasi akan semakin agresif dalam upaya mereka mengalahkan inflasi.
Setelah bank sentral AS Federal Reserve pada Rabu lalu mengimplementasikan kenaikan suku bunga acuan terbesar sejak 1994, semalam bank sentral Swiss atau Swiss National Bank (SNB) menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps. Ini adalah kenaikan suku bunga pertama dalam 15 tahun.
Sementara itu, bank sentral Inggris atau Bank of England (BOE) menaikkan suku bunga acuan Bank Rate sebesar 25 bps menjadi 1,25 persen dan memberi sinyal siap menaikkan suku bunga dengan lebih tajam lagi jika di perlukan. Bagi BOE, ini adalah kenaikan suku bunga yang kelima secara beruntun.
Menurut Phillip Sekuritas Indonesia, usaha dari bank-bank sentral ini dalam mengalahkan inflasi dapat mengarah pada perlambatan pertumbuhan ekonomi atau bahkan resesi. Hari perhatian investor akan tertuju pada pengumuman hasil pertemuan kebijakan bank sentral Jepang (BOJ) dan rilis data inflasi (CPI) zona Euro untuk bulan Mei.