Jumat 17 Jun 2022 11:23 WIB

Israel Tuduh Iran Perluas Pengaruh di Amerika Selatan

Israel sebut Iran sedang berusaha memperluas pengaruhnya di Amerika Selatan.

Bendera Iran
Foto: Tehran Times
Bendera Iran

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES --  Argentina menahan pesawat Venezuela yang berasal dari Iran pada 6 Juni. Tindakan itu mendapatkan apresiasi dari Israel karena menilai penerbangan itu menunjukkan Iran sedang berusaha memperluas pengaruhnya di Amerika Selatan.

Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Besar Israel memuji tindakan cepat oleh otoritas Argentina yang mengidentifikasi secara langsung potensi ancaman yang ditimbulkan oleh pesawat yang mencurigakan. Pesawat ini telah mendarat di bandara utama Argentina di luar Buenos Aires.

Israel sangat khawatir tentang maskapai penerbangan Iran yang didedikasikan untuk perdagangan senjata dan transfer orang dan peralatan untuk Pasukan Quds. Tindakan itu berada di bawah sanksi oleh Amerika Serikat (AS) karena terlibat dalam kegiatan teroris.

"Peristiwa baru-baru ini memberikan bukti dari upaya berulang-ulang oleh Republik Islam Iran, melalui Pengawal Revolusi dan Pasukan Quds, untuk terus mengkonsolidasikan pengaruhnya di seluruh dunia, termasuk Amerika Selatan, sebagai basis aksi teroris di benua itu,” ujar Kedutaan Besar Israel.

Pihak berwenang Argentina telah menyita paspor lima warga Iran dan 14 awak Venezuela di pesawat itu. Pesawat ini dioperasikan oleh perusahaan penerbangan milik negara Venezuela, Embrasur, anak perusahaan Conviasa, yang berada di bawah sanksi AS.

Sebelum dijual ke Embrasur setahun yang lalu, pesawat itu dimiliki oleh Mahan Air dari Iran. Maskapai ini  telah mendapat sanksi dari pemerintah AS karena diduga membantu Pasukan Quds dan kegiatan teroris.

Kantor penegak hukum pada Selasa (14/6), menggeledah hotel tempat para kru menginap di bawah perintah Hakim Federal Federico Villena, yang sedang menyelidiki para kru. Pihak berwenang Argentina mengatakan, mereka belum menemukan kejanggalan pada kru. Pesawat dilaporkan memuat suku cadang otomotif di Meksiko dan berhenti di Venezuela sebelum tiba di Argentina.

AS juga menjelaskan bahwa pihaknya terus mengawasi penyelidikan terhadap Boeing 747. Pesawat ini mengangkut suku cadang otomotif dan menimbulkan pertanyaan karena 19 awaknya adalah jumlah yang luar biasa besar untuk sebuah pesawat kargo.

"Kami mengikuti dengan penuh minat penyelidikan peradilan dan penegakan hukum terhadap awak dan pesawat dan berterima kasih atas upaya investigasi otoritas Argentina untuk menjernihkan situasi," kata Duta Besar AS Marc Stanley.

Menteri Dalam Negeri Paraguay, Federico Gonzalez menyatakan, jumlah awak pesawat yang begitu banyak sebelumnya telah menimbulkan kecurigaan di Paraguay, tempat pesawat itu mendarat bulan lalu di Ciudad del Este, dekat perbatasan Argentina dan Brasil. Pesawat itu berada di wilayah itu pada 13-16 Mei. Gonzalez mengatakan Paraguay memberi tahu badan-badan intelijen di wilayah itu tentang pesawat dan awaknya.

Argentina mengalami dua serangan teroris di ibu kotanya yang oleh penyelidik yudisial diduga dilakukan oleh Iran. Peristiwa itu adalah ledakan pada 1992 di Kedutaan Besar Israel dan pemboman mematikan di sebuah organisasi Yahudi pada 1994. Iran membantah terlibat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement