Jumat 17 Jun 2022 11:59 WIB

Korut Siapkan Bantuan 800 Keluarga yang Terkena Epidemi Saluran Cerna

Korut menyiapkan bantuan untuk dikirim ke 800 keluarga yang menderita epidemi usus

 Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan pejabat senior lainnya menyiapkan bantuan untuk dikirim ke 800 keluarga yang menderita epidemi usus yang belum teridentifikasi.
Foto: EPA-EFE/KCNA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan pejabat senior lainnya menyiapkan bantuan untuk dikirim ke 800 keluarga yang menderita epidemi usus yang belum teridentifikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan pejabat senior lainnya menyiapkan bantuan untuk dikirim ke 800 keluarga yang menderita epidemi usus yang belum teridentifikasi. Di saat yang sama, negara itu juga masih memerangi wabah Covid-19.

Kim meminta para pejabat untuk memenuhi tugas dalam pekerjaan meringankan kemalangan dan penderitaan rakyat sesegera mungkin. "Para pejabat ... menyiapkan obat-obatan, bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari yang diperlukan untuk pengobatan epidemi dan kehidupan yang stabil untuk memberikan bantuan kepada orang-orang di Kota Haeju dan Kabupaten Kangryong (Provinsi Hwanghae Selatan)," ujar laporan kantor berita resmi Korea Utara KCNA pada Jumat (17/6/2022).

Korea Utara mengungkapkan minggu ini bahwa mereka menghadapi "epidemi enterik akut" disamping wabah Covid-19 selama berminggu-minggu. Pemerintah tidak menjelaskan apa penyakit dari wabah baru itu, tetapi enterik mengacu pada saluran pencernaan.

Seorang pejabat di Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang menangani urusan antar-Korea sebelumnya mengatakan, Korea Selatan  sedang memantau wabah tersebut, yang diduga kolera atau tipus.

Provinsi Hwanghae Selatan adalah wilayah pertanian utama Korea Utara dan wabah tersebut menimbulkan kekhawatiran dapat menambah kekurangan pangan kronis di tengah gelombang infeksi Covid-19.  Pyongyang telah melaporkan jumlah pasien dengan gejala demam berpotensi karena kurangnya kemampuan pengujian.

KCNA pada hari Jumat melaporkan, 23.160 lebih banyak orang dengan gejala demam, sehingga jumlah total di negara itu sejak akhir April menjadi di atas 4,58 juta. Korban meninggal terkait wabah ini mencapai 73 orang.

Korea Utara mengatakan lebih dari 99 persen pasien demam telah pulih dan gelombang Covid-19 telah menunjukkan tanda-tanda mereda. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meragukan klaim Pyongyang awal bulan ini, dengan mengatakan mereka yakin situasinya semakin buruk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement