REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak sebagian orang bertanya, kapan sholat isya diqadha ketika seseorang tertidur dan tidak mengingatnya sampai setelah sholat subuh? Haruskah dia sholat pada waktu yang ditentukan berikutnya atau ketika dia mengingatnya?
Almarhum ulama Arab Saudi terkemuka Syekh Abdullah ibn Jibreen pernah menyatakan sebagai berikut, seperti dilansir di About Islam.
1. Jika seseorang melewatkan sholat tertentu, ia harus sholat meskipun waktunya telah selesai. Ia tidak dapat menundanya sampai waktu sholat yang serupa datang kembali.
2. Dia sholat setiap kali terlintas dalam pikirannya, bahkan jika itu di salah satu waktu yang dilarang untuk sholat atau bahkan jika itu selama waktu sholat yang lain.
3. Jika seseorang khawatir akan ketinggalan waktu untuk sholat yang sekarang, maka ia mengerjakan sholat yang sekarang terlebih dahulu, kemudian sholat yang ditinggalkannya setelahnya.
Maka diharuskan umat Muslim untuk mengganti sholat yang tertinggal. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Siapa pun yang tidur karena sholat atau lupa, maka sholatlah ketika dia mengingatnya dan tidak ada penebusan untuk itu kecuali itu." Dan kemudian Nabi (SAW) membacakan ayat Alquran: "Jagalah sholat untuk mengingat-Ku." (Taha 20:14) (Al-Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan hadits ini, tidak ada perbedaan antara sholat isya atau sholat lainnya. Ketika orang tersebut bangun, meskipun waktunya telah habis, maka ia wajib sholat pada waktu itu dan tidak boleh menundanya hingga datang kembali waktu sholat yang serupa. Allah SWT lebih tahu. Wallahu’alam.
https://aboutislam.net/counseling/ask-the-scholar/prayer/when-to-offer-missed-isha-prayer/